Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas: Kabinet SBY Kabinet Kerja

Kompas.com - 16/07/2009, 16:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Politik Anas Urbaningrum mengungkapkan, cara berpikir calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam menyusun kabinet mendatang akan sama dengan cara berpikir saat memilih calon wakil presiden.

"Salah satu semangat memilih Boediono untuk membentuk sistem presidensil yang lebih efektif dan itu akan dilanjutkan dalam menyusun kabinet mendatang," ungkapnya saat diskusi "Menghitung Jatah Koalisi" di Gedung DPR Jakarta, Kamis (16/7). Ikut hadir Ketua DPP PAN Toto Daryanto, Wasekjen DPP PKS Zulkiflimansyah, dan Ketua DPP Golkar Priyo Budi Santoso.

Anas menjelaskan, kabinet mendatang akan tampil sebagai kabinet kerja bukan kabinet politik karena adanya komitmen SBY yang kuat agar kabinet mendatang lebih baik dari kabinet sekarang. "Kabinet adalah forum untuk bekerja bukan untuk berpolitik sendiri-sendiri," tegasnya.

Pertimbangan awal SBY, paparnya, dalam memilih seseorang dalam kabinet adalah soliditas internal, loyalitas kepada tugas, kecakapan, serta keterampilan menjalankan hal-hal teknis. "Idealnya membangun kabinet yang ahli tapi kurang realistis dengan sistem multipartai yang mewajibkan adanya koalisi," ucapnya.

Dengan modal awal koalisi besar yang terdiri dari 5 partai di parlemen dan 19 partai yang tidak lolos parlemen, tambah Anas, tidak sulit bagi SBY untuk meramu kabinet mendatang. "Partai punya banyak kader yang ahli. Namun, komposisi dan persentasenya untuk menyusun kabinet itu otoritas presiden terpilih. Demokrat pun tidak bisa mendesak presiden dalam penyusunan kabinet," ucapnya.

Namun, kata Anas, tidak menutup kemungkinan untuk presiden mengambil kader-kader terbaik untuk kabinet yang berasal dari luar koalisi mengingat banyak kader yang berkualitas. "Tidak ada halangan untuk mengambil dari luar koalisi. Tapi tergantung pada sikap partai tersebut. Walaupun berangkat dari partai, dia tetap pembantu presiden dan harus loyal kepada presiden," ujarnya.

Ekspektasi politik SBY saat ini, tambah Anas, lebih besar ketimbang pada tahun 2004 lalu sehingga dalam merealisasikan janji dapat lebih baik. "Atmosfer dalam membentuk kabinet kali ini berbeda dengan 2004. Periode kedua ini kesempatan emas untuk mencetak sejarah yang indah di republik ini," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi 4 Negara Kerjasama Demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi 4 Negara Kerjasama Demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com