Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plus Minus Menteri "Profesional" dan "Parpol"

Kompas.com - 16/07/2009, 11:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintahan baru yang akan memegang kendali negara dalam lima tahun ke depan diharapkan bisa membentuk kabinet yang bekerja secara efektif. Tak hanya mempertimbangkan representasi kekuatan politik, tetapi juga memiliki kompetensi.

Hal yang masih menjadi perdebatan, komposisi kabinet, sebaiknya didominasi kalangan profesional, atau yang berlatar belakang partai politik? Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan, terdapat problematika ketika membenturkan secara diametral antara menteri berlatar belakang profesional dan dari kalangan partai politik.

"Apa benar menteri dari parpol tidak profesional dan apa benar zaken kabinet yang diisi kalangan profesional nir-politik atau benar-benar awam terhadap politik?" ujar peneliti senior Lembaga Survei Indonesia ini, pada diskusi "Power Sharing atau Zaken Kabinet", di Jakarta, Kamis (16/7).

Ia menjabarkan plus minus menteri dari kalangan profesional dan partai politik. Menurut dia, kelemahan utama dari menteri yang datang dari kelompok profesional, minim dukungan dari parlemen.

"Padahal, dalam merealisasikan programnya, mereka (menteri) harus berkomunikasi dan mendapatkan persetujuan parlemen. Menteri dari kalangan profesional ini rentan diganggu DPR. Namun, tidak selalu profesional itu kaku jika berurusan dengan orang-orang politik," kata Burhan.

Kelebihannya, menteri dari kalangan profesional cenderung nothing to lose dan tidak memiliki vested interest sehingga konsentrasinya tidak terpecah dengan urusan kepartaian.

Sementara itu, menteri yang berlatar belakang parpol berpotensi besar memiliki vested interest yang membuat loyalitasnya terbagi pada parpol yang mengusungnya. "Menteri dari kalangan parpol mudah terperangkap dalam keterjebakan politik dengan kondisi mereka seolah dipaksa untuk melakukan transaksi dengan parpol pengusung," tambah Burhan.

Menteri dari partai politik dinilai memiliki kelebihan piawai dalam berkomunikasi dengan parlemen sehingga ada jaminan kemudahan untuk menjalankan kebijakan di kementerian dengan dukungan penuh parlemen.

Idealnya, menurut Burhan, jika dibentuk zaken kabinet yang didominasi profesional, dipilih profesional yang tak hanya kompeten, tetapi juga cakap dalam berkomunikasi politik. Mengenai proporsi dan jumlah menteri dalam kabinet, selayaknya mengacu pada ketentuan UU Kementerian Negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com