Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memerangi Pembunuh Kaum Perempuan

Kompas.com - 16/07/2009, 09:23 WIB

Menurut Prof Dr dr Sri Rezeki S Hadinegoro SpA(K), Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang juga Ketua Indonesian Technical Advisory Group of Immunization serta President of Asia Society of Pediatric Infectious Disease, di Indonesia kanker serviks menjadi penyebab kematian utama di antara kanker pada perempuan. Vaksin ini memang belum masuk program nasional imunisasi, tetapi Satgas Imunisasi IDAI merekomendasikan untuk memberikan vaksin HPV pada remaja perempuan sejak usia 10 tahun. Hal itu dicantumkan pada Jadwal Imunisasi IDAI 2008.

Deputi Menteri Kesehatan Korsel Dr Jong-Koo Lee menyatakan, ada sekitar 4.000 kasus kanker serviks per tahun di Korsel. Diperkirakan negara itu menghabiskan 92 juta dollar AS untuk merawat penderita kanker serviks per tahun.

Rekomendasi

Menurut Prof Kyung Seo dari Department of Obstetrics and Gynecology Yonsei University College of Medicine, Korean Society Gynecologic Oncology & Colposcopy, merekomendasikan pemberian vaksin HPV pada usia 15-17 tahun dan catch up (susulan) pada usia 18-26 tahun. Adapun Korean Pediatric Society merekomendasikan pada 11-12 tahun dan susulan pada 13-18 tahun.

Dr Linda Eckert dari WHO menyatakan, WHO melihat pentingnya kanker serviks dan penyakit terkait HPV lain sebagai masalah kesehatan masyarakat global. Karena itu, WHO merekomendasikan untuk memasukkan vaksin HPV dalam program imunisasi nasional untuk mencegah kanker serviks, menjadikan sebagai prioritas kesehatan masyarakat, membuat penggunaan vaksin terjangkau, menjamin keberlangsungan pembiayaan, dan mempertimbangkan strategi efektivitas pembiayaan imunisasi di negara terkait.

Pada akhir simposium para pakar dan tokoh kesehatan dari pelbagai negara di wilayah Asia Pasifik dan Timur Tengah itu menyerukan agar seluruh negara dan para pemimpinnya, lembaga internasional, dan aktivis kemanusiaan mendukung strategi komprehensif dalam mencegah kanker serviks serta menyediakan biaya untuk menjamin akses vaksin HPV untuk setiap negara di wilayah Asia Pasifik dan Timur Tengah yang berniat menerapkan vaksin bagi penduduknya.

Mereka meminta para tokoh di bidang kesehatan, ilmu pengetahuan, dan tokoh masyarakat untuk memerhatikan beban yang ditimbulkan kanker serviks, berupaya mencegah, serta melakukan penelitian untuk upaya pencegahan.

Para produsen vaksin diharapkan terus mengembangkan vaksin yang efektif dan mempertimbangkan keterjangkauan harga vaksin HPV bagi negara berkembang. Semua pihak diminta bekerja sama untuk memastikan vaksin dan deteksi dini kanker serviks dapat diperoleh dengan harga terjangkau dan berkesinambungan.

Dalam hal ini, keberhasilan mencegah kanker serviks memerlukan komitmen dan kemauan politik. Untuk itu tindakan harus dimulai sekarang juga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com