JAKARTA, KOMPAS.com — Calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang diperkirakan menang pada Pemilu Presiden 2009, harus mampu membentuk kabinet menteri yang berisikan orang-orang yang profesional. Sebaliknya, SBY diharapkan tidak akan bersikap kompromistis terhadap elite partai politik mitra koalisi pendukung SBY-Boediono yang tidak cakap memimpin departemen/kementerian.
"Dengan demikian, kabinet menteri yang akan datang dapat benar-benar berjalan secara efektif dan mampu membawa Indonesia keluar dari krisis finansial global," ujar Direktur Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA kepada wartawan, Selasa (14/7) di Jakarta.
Menurut Denny, SBY telah memiliki bargaining yang kuat dalam menyusun kabinet menteri secara independen, obyektif, dan tanpa tekanan dari mana pun juga. Pasalnya, selain merupakan Presiden RI yang dipilih langsung oleh rakyat, SBY, yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, memiliki suara mayoritas di parlemen.
Terkait sikap Partai Golkar seusai pelantikan presiden-wakil presiden pada tanggal 20 Oktober mendatang, kata Denny, hal ini sangat ditentukan oleh ketua umum yang baru. "Namun, menurut saya, cepat atau lambat, Partai Golkar akan dipimpin orang pemimpin yang berorientasi ke pemerintahan," imbuhnya.
Pada hari ini, Denny dianugerahi penghargaan Newsmaker of the Elections 2009 oleh Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DKI Jakarta. Denny dianggap berhasil menggulirkan wacana pilpres cukup berlangsung satu putaran. Denny mengatakan senang bahwa ternyata seorang individu yang bebas dapat turut memengaruhi hasil pilpres secara signifikan. Denny menolak jika wacana yang digulirkannya tidak bersifat ilmiah.
"Wacana dibuat dengan berdasarkan riset yang matang. Akibatnya, wacana ini menjadi memiliki akar yang kuat di hati dan pikiran mayoritas masyarakat," ujar Denny tanpa mengelaborasi metode riset tersebut.
Terkait kabar bahwa SBY telah mengantongi para calon menteri di kabinetnya yang akan datang, apakah nama Denny termasuk salah satu di antaranya? "Tidak seperti itu," ujar Denny singkat sambil tersenyum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.