JAKARTA, KOMPAS.com — Keberanian calon presiden SBY yang memiliki kans besar sebagai Presiden terpilih dalam Pemilu Presiden 2009 ini ditantang dalam menyusun kabinet ke depan. Beranikah SBY untuk menentukan orang-orang yang akan duduk kabinet dengan mengacu pada profesionalitasnya dan bukan sekadar politik dagang sapi dengan partai-partai pendukungnya? Beranikah SBY menyusun zaken kabinet yang proporsional?
Pengamat politik Sukardi Rinakit mengatakan, profesionalitas calon, entah itu dari partai atau bukan, seharusnya menjadi pertimbangan utama SBY untuk memilih orang-orang yang akan duduk di kabinetnya. "Profesional yang paling utama. Terlalu banyak problem ke depan. Tidak bisa main politik perimbangan lagi. Harusnya tidak ada ketakutan lagi pada beliau," tutur Sukardi dalam diskusi polemik bertemakan "Presiden Lanjutan" di Warung Daun Pakubuwono, Jakarta Selatan, Sabtu (11/7).
Menurut Sukardi, profesional mudah untuk tak terpapar kepentingan mana pun untuk bekerja lebih baik. Sebaliknya, jika berasal dari partai, tentu banyak kepentingan yang tarik-menarik. "Presiden jangan ragu-ragu mengambil orang. Jangan takut ada kecewa-kecewalah. Harus eksistensi, jangan takut pikirkan resistensi," lanjut Sukardi.
Sukardi beranggapan bahwa kekecewaan di antara partai pendukung pasti ada, apalagi jika Partai Golkar jadi berubah haluan mendukung pemerintahan. Akibatnya, sebagian posisi menteri akan diduduki oleh partai yang memang memiliki kader-kader berkualitas baik. "Perhatian pada kebijakan yang pro-rakyat harus menjadi yang terutama," ungkap Sukardi.
Namun, ketika ditanyakan apakah Sukardi yakin bahwa SBY berani? "Saya masih ragu SBY bisa susun zaken kabinet, tapi kalau itu enggak diambil, berbahaya," tandas Sukardi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.