Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilpres, Mau Satu atau Dua Putaran?

Kompas.com - 12/06/2009, 11:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil survei yang dirilis sejumlah lembaga menimbulkan respons beragam. Terutama mengenai kemungkinan pemilu presiden hanya berlangsung satu putaran karena adanya salah satu pasangan yang memperoleh suara lebih dari 50 persen. Apa kata mereka yang bukan dari lembaga survei? Lebih baik satu atau dua putaran?

Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsudin Haris lebih sepakat jika pemilu berlangsung dua putaran. Jika dua putaran, menurutnya, akan membuat barisan koalisi pasangan semakin kuat.

"Karena akan ada pergeseran koalisi, setelah putaran pertama. Yang kalah pasti akan bergabung dengan dua pemenang lainnya, sehingga legitimasi pasangan terpilih lebih kuat," kata Syamsudin, pada diskusi "Satu Putaran atau Dua Putaran", di Gedung DPD, Jakarta, Jumat (12/6).

Syamsudin juga mengkritisi pernyataan lembaga survei yang dengan optimistis memprediksi pemilu akan berlangsung satu putaran. "Apalagi, setelah diketahui lembaga survei itu dibiayai salah satu pasangan calon. Kita butuh lembaga survei yang lebih independen," ujarnya.

Mantan Ketua Pansus RUU Pemilu, Ferry Mursyidan Baldan, berpendapat, satu atau dua putaran bergantung pada rakyat. Putaran pemilu, menurutnya, bukan mengikuti kehendak masing-masing calon.

"Yang menentukan semuanya adalah kehendak rakyat. Tidak bisa kita yang menentukan mau satu atau dua putaran. Kalau katanya satu putaran, itu kan kehendak calon presiden," kata anggota Komisi II DPR ini.

UU sendiri, urai Ferry, sudah mengakomodasi jika pemilu berlangsung satu atau dua putaran. Sementara itu, pengamat pemilu Centre for Electoral Reform (CETRO), Refly Harun, mengatakan, putaran pertama pemilu ibaratnya penjajakan pasar.

"Semua dagangan digelar. Syukur-syukur kalau ada yang laku 50 (persen) plus satu. Kalau tidak, ya gelar dagangan lagi di putaran kedua," ujar Refly.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com