Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Pertahanan Tidak Efektif

Kompas.com - 09/06/2009, 14:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tidak dimungkiri sudah begitu banyak kecelakaan yang dialami militer kita. Terakhir adalah kasus jatuhnya helikopter jenis Bolkow 105 milik TNI AD di Pagelaran, Jawa Barat, kemarin (8/6), yang menewaskan 3 perwira.

"Saya setuju saja dengan isu yang muncul kalau kecelakaan itu karena anggaran pertahanan yang lemah," kata pengamat militer Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jaleswari Pramowardhani, saat Diskusi Jurnalis Anggaran Pertahanan dan Kedaulatan NKRI di Jakarta, Selasa.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa isu lain yang kerap dijadikan kambing hitam persoalan kecelakaan yang dialami TNI sehingga menewaskan banyak prajurit dan perwira adalah gaji prajurit yang masih rendah dan alat utama sistem senjata (alutsista) yang rapuh. "Namun persoalannya, apakah nanti jika anggaran sudah naik pesawat-pesawat kita tidak jatuh lagi?" ungkap Dhani, panggilan akrabnya.

Kemudian ia menunjukkan bahwa sejak tahun 2000 sampai 2008 anggaran pertahanan terus meningkat. Mulai dari Rp 9 triliun pada tahun 2000 hingga mencapai Rp 33,7 triliun (2008). "Coba lihat, pesawat kita masih kerap jatuh kan," katanya.

Untuk itu, ia menambahkan, saat ini yang diperlukan adalah reformasi pertahanan. Menurut Dhani, seharusnya presiden bersama menteri pertahanan menyusun rencana besar (grand design) pertahanan. "Mereka harus didefinisikan bagaimana wajah TNI. Kita mau berbasis pada darat, laut, atau udara. Harus jelas dulu. Lalu, juga perlu tetapkan strategi pertahanan kita mau seperti apa? Ancaman kita itu apa, didefinisikan," jelasnya.

Yang terjadi saat ini, katanya, anggaran pertahanan kita tidak efektif karena grand design-nya belum ada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com