Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei LP3ES Menunjukkan Pemilih Demorat Paling Setia

Kompas.com - 08/06/2009, 16:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), menilai elektabilitas SBY-Boediono masih tinggi karena tingginya kesetiaan pemilih Partai Demokrat pada Pileg yang lalu. Hasil survei LP3ES menunjukkan elektabilitas SBY-Boediono mencapai 54,9 persen jauh melampaui Megawati-Prabowo 9,7 persen dan JK-Wiranto 6,8 persen.

Demikian diungkap Peneliti LP3ES Dhaniel Dhakidae saat Jumpa Pers Rilis Hasil Survei Elektabilitas Para Capres-Cawapres di Kantor LP3ES Jakarta, Senin (8/6). "Tingkat kesetiaan itu tidak diikuti para pemilih Golkar maupun PDIP," kata Dhaniel.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa jumlah pemilih Partai Demokrat yang tetap memilih SBY-Boediono adalah 79,9 persen. Sedangkan PDI Perjuangan 58 persen. "Untuk Golkar pemilihnya paling tidak setia, hanya 44,9 persen saja. Sisanya ngacir ke Demorat maupun Mega," ungkapnya.

Terkait dengan ketidaksetiaan pemilih Golkar yang mencapai 50,1 persen Kepala Devisi Penelitian Fajar Nursahid berkomentar. Menurutnya, mereka yang berpindah memilih SBY-Boediono dan Megawati-Probowo, karena mereka tidak sepakat dengan apa yang diprogramkan ketuanya, yaitu Jusuf Kalla.

Pendekatan metodologi survei LP3ES ini terbilang unik, karena menggunakan Survei Telepon (telepolling) mengenai preferensi politik masyarakat menjelang pelpres 2009. Responden dipilih dari masyarakat penggunaan telpon rumah tangga di 15 kota besar: Jakarta, Surabaya, Malang, Semarang, Bandung, Cirebon, Yogyakarta, Medan, Padang, Palembang, Makasar, Manado, Balikpapan, Banjarmasin, dan Denpasar. Responden yang terpilih berjumlah 1.994 orang.

Mereka ini ditentukan secara acak sistematis (systematic random sampling) berdasarkan buku telpon residensial yang diterbitkan PT Telkom. Ambang kesalahan (margin of error) diperkirakan +/- 2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Terkait dengan hasil survei, Fajar mengingatkan, bahwa hasil penelitian ini tidak dimaksudkan untuk mewakili pendapat masyarakat secara nasional. "Ini cerminan masyarakat kota menengah ke atas yang mempunyai telpon," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Nasional
Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Nasional
Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Nasional
Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com