JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), menilai elektabilitas SBY-Boediono masih tinggi karena tingginya kesetiaan pemilih Partai Demokrat pada Pileg yang lalu. Hasil survei LP3ES menunjukkan elektabilitas SBY-Boediono mencapai 54,9 persen jauh melampaui Megawati-Prabowo 9,7 persen dan JK-Wiranto 6,8 persen.
Demikian diungkap Peneliti LP3ES Dhaniel Dhakidae saat Jumpa Pers Rilis Hasil Survei Elektabilitas Para Capres-Cawapres di Kantor LP3ES Jakarta, Senin (8/6). "Tingkat kesetiaan itu tidak diikuti para pemilih Golkar maupun PDIP," kata Dhaniel.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa jumlah pemilih Partai Demokrat yang tetap memilih SBY-Boediono adalah 79,9 persen. Sedangkan PDI Perjuangan 58 persen. "Untuk Golkar pemilihnya paling tidak setia, hanya 44,9 persen saja. Sisanya ngacir ke Demorat maupun Mega," ungkapnya.
Terkait dengan ketidaksetiaan pemilih Golkar yang mencapai 50,1 persen Kepala Devisi Penelitian Fajar Nursahid berkomentar. Menurutnya, mereka yang berpindah memilih SBY-Boediono dan Megawati-Probowo, karena mereka tidak sepakat dengan apa yang diprogramkan ketuanya, yaitu Jusuf Kalla.
Pendekatan metodologi survei LP3ES ini terbilang unik, karena menggunakan Survei Telepon (telepolling) mengenai preferensi politik masyarakat menjelang pelpres 2009. Responden dipilih dari masyarakat penggunaan telpon rumah tangga di 15 kota besar: Jakarta, Surabaya, Malang, Semarang, Bandung, Cirebon, Yogyakarta, Medan, Padang, Palembang, Makasar, Manado, Balikpapan, Banjarmasin, dan Denpasar. Responden yang terpilih berjumlah 1.994 orang.
Mereka ini ditentukan secara acak sistematis (systematic random sampling) berdasarkan buku telpon residensial yang diterbitkan PT Telkom. Ambang kesalahan (margin of error) diperkirakan +/- 2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Terkait dengan hasil survei, Fajar mengingatkan, bahwa hasil penelitian ini tidak dimaksudkan untuk mewakili pendapat masyarakat secara nasional. "Ini cerminan masyarakat kota menengah ke atas yang mempunyai telpon," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.