Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mega: 110 Kali Keluar Masuk, Malaysia Ngeledek

Kompas.com - 05/06/2009, 17:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Presiden yang kini menjadi capres PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mengatakan perlu ketegasan dan keberanian pemerintah untuk menyelesaikan persoalan Ambalat dengan Malaysia. Ratusan pelanggaran yang dilakukan Malaysia di wilayah perbatasan sejak tahun 2007 seharusnya membuat Indonesia tegas dalam menyampaikan nota diplomatik.

Mega merinci data pelanggaran yang dilakukan Malaysia di kawasan Ambalat sebanyak 76 kali di tahun 2007, 23 kali pada tahun 2008, dan 11 kali pelanggaran di tahun 2009.

"110 kali keluar masuk, bolak-balik kok seperti ngeledek saja. Kalau kesenggol kapal Malaysia, saya khawatir kita yang kepental, bukan mereka. Coba lihat kondisi alutsista kita. Ini bukan fitnah, hitung saja sudah berapa pesawat yang jatuh," kata Mega saat menjadi keynote speaker pada diskusi mengenai Ambalat di Jakarta, Jumat (5/6).

Mega mengingatkan, hal ini harus menjadi tanggung jawab seluruh elemen bangsa. "Tanggung jawab ini bukan hanya tanggung jawab seseorang, tapi tanggung jawab kita bersama," kata Ketua Umum PDI Perjuangan ini.

Mega juga mengatakan, persoalan perbatasan di Blok Ambalat yang kembali mencuat hendaknya tak sekadar diperdebatkan. Menurutnya, persoalan yang menyangkut kawasan perbatasan juga berhubungan bagaimana memandang negara. Selama ini, dikatakan Mega, Indonesia terpaku pada bentuk negara yang dipandang kontinental atau mayoritas daratan.

"Padahal, perairan inilah yang harus dilindungi. Pokok persoalan bukan hanya soal Ambalat, kalau kita tidak tahu apa namanya negara kesatuan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com