Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Tidak Lagi Gunakan ICR

Kompas.com - 12/05/2009, 12:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Abdul Aziz memastikan, KPU tidak akan menggunakan sistem intelligent character recognition (ICR) untuk menampilkan hasil penghitungan cepat pemilu presiden dan wakil presiden (Pilpres) 2009.

"ICR tidak lagi digunakan, tetapi pemindaian formulir C1 IT tetap dilakukan karena bukti gambar itu akan disimpan sebagai dokumen," katanya ketika ditemui di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/5).
     
Sebelumnya, KPU menggunakan sistem ICR untuk menampilkan hasil penghitungan cepat pemilu anggota DPR. Namun, dalam penghitungan cepat tersebut terdapat kelemahan, salah satunya adalah lambatnya data yang masuk ke KPU pusat.
     
Seperti diketahui, ICR bekerja untuk membaca hasil pemindaian formulir C1 IT. Dengan menggunakan ICR ini, ada dua tampilan yang dihasilkan pertama adalah citra hasil pemindaian formulir C1 IT dan kedua adalah hasil pembacaan formulir C1 IT berupa angka-angka hasil penghitungan. "Karena tampilannya ada dua akibatnya menjadi terlalu berat," katanya.
     
Untuk itu, ICR tidak akan digunakan lagi. Proses pemasukan data hasil penghitungan suara akan dilakukan secara manual oleh operator dengan menggunakan sistem yang bernama "Situng". Sedangkan formulir C1 IT tetap dipindai dan dikirimkan ke KPU pusat untuk disimpan sebagai dokumen. "Jadi scanner (mesin pemindai) tetap digunakan," katanya.
     
Agar proses pemasukan data berlangsung dengan cepat, Aziz mengatakan, dibutuhkan tenaga operator lebih. Idealnya jumlah operator di setiap KPU kabupaten/kota antara 10-12 orang. "Tenaga operator kita perlu merekrut dari luar. Tetapi akan kita hitung lagi kemampuan kita untuk membayar honorariumnya. Harus dilihat dulu DIPA-nya," ujar Aziz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com