Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Segera Ajukan Surat ke Presiden

Kompas.com - 04/05/2009, 22:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera mengirimkan surat penonaktifan Antasari Azhar sebagai Ketua KPK kepada Presiden. Hal ini mengingat status Antasari telah ditetapkan sebagai tersangka. Namun, KPK masih menunggu surat pemberitahuan resmi dari Polda Metro Jaya terkait penetapan tersangka itu.

"Kalau sudah menerima (surat resmi penetapan tersangka) ini akan kita ajukan ke Presiden sebagai pemberitahuan," ujar Juru Bicara KPK Johan Budi SP dalam keterangan persnya di Gedung KPK, Senin (4/5) malam.

Pemberitahuan itu, lanjutnya, akan menjadi dasar bagi Presiden untuk mengeluarkan Keppres tentang pemberhentian sementara terhadap Antasari sebagai Ketua KPK. Hal itu seperti diatur dalam UU Nomor 32 tahun 2002 tentang KPK Pasal 33 tentang pemberhentian sementara pimpinan KPK yang ditetapkan sebagai tersangka dalam suatu perkara pidana.

Menyikapi status tersangka terhadap Antasari Azhar, seperti yang sudah pernah disampaikan, Pelaksana Harian (Plh) Ketua KPK secara bergiliran akan dijabat selama satu minggu oleh masing-masing Wakil Ketua KPK. Untuk satu minggu ke depan, KPK akan diketuai Chandra M. Hamzah, Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan.

Sementara selama belum menerima surat pemberitahuan resmi dan Keppres Pemberhentian Sementara, menurut Johan, Antasari Azhar masih akan menerima gaji dan hak-haknya, seperti tunjangan dan fasilitas. Namun, seperti diatur dalam PP Nomor 29 Tahun 2006, Pasal 7 menjelaskan, pimpinan KPK yang ditetapkan sebagai tersangka menerima gaji sebesar 75 persen dari penghasilan dan masih menerima tunjangan seperti biasa.

Johan Budi SP juga menegaskan, meski KPK memiliki Biro Hukum yang disediakan bagi para pimpinan dan pegawai KPK yang tersangkut masalah hukum, hingga kini pihaknya belum menerima permohonan permintaan bantuan oleh Antasari.

"Karena ini adalah masalah pribadi, tidak berkaitan dengan institusi. Dan Pak Antasari sudah memilih pengacaranya sendiri untuk membelanya," ujar Johan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com