Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Minta Bank Jangan "Duduki" Uang

Kompas.com - 14/03/2009, 09:40 WIB

BATAM, KOMPAS.com — Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla meminta perbankan nasional tidak saja "menduduki" dananya untuk mencari keuntungan lewat Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Akan lebih baik, katanya, dana itu digunakan, salah satunya, untuk sektor perumahan sehingga rakyat bisa duduk di dalam rumah yang dimilikinya.

Dana perbankan yang disimpan untuk SBI saat ini tercatat Rp 250 triliun. Padahal, banyak rakyat, khususnya para buruh, belum memiliki rumah sendiri.

Hal itu disampaikan Wapres Kalla saat meresmikan tujuh tiang pancang pembangunan menara rumah susun sederhana atau rusuna untuk para pekerja yang bekerja di sejumlah industri di kawasan Pulau Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Sabtu (14/3) pagi.

Dalam acara itu, Warpes Kalla didampingi Menteri Negara Perumahan Rakyat Yusuf Asy'ary, Menneg BUMN Sofyan Djalil, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Ismeth Abdullah, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi, serta Direktur Utama PT Jamsostek Hotbonar Sinaga.

"Bangsa ini banyak uang. Akan tetapi, uangnya disimpan oleh bank di SBI. Ada sekitar Rp 250 triliun. Jadi, saya minta jangan uang cuma diduduki, tetapi digunakan supaya rakyat bisa duduki rumahnya. Bukan cuma bank dan Jamsostek yang duduki uangnya," ujar Wapres Kalla.

Menurut Kalla, pemerintah memiliki target selama tiga tahun sudah akan terbangun 350.000 unit rumah susun sederhana sewa (rusunawa) bagi para pekerja. "Ada lahan 800 hektar, Bank Tabungan Negara (BTN) dan Jamsostek juga harus menyiapkan dananya untuk pembangunan rusuna para pekerja," tambah Wapres Kalla.

Menurut Hotbonar Sinaga, Jamsostek memiliki dana Rp 64 triliun. Namun, selama tiga tahun ini hanya disiapkan Rp 500 miliar untuk pembangunan rusuna pekerja. "Sebagian besar dana Jamsostek untuk lainnya. Untuk tiga tahun, kita alokasikan Rp 500 miliar. Adapun untuk membangun 20 unit tower Rusuna Pekerja di Batam disiapkan Rp 150 miliar," kata Hotbonar.

Lokasi Rusuna Pekerja berada di kawasan industri Terpadu Kabil, Pulau Batam. Tujuan pembangunan agar para pekerja yang bekerja di sejumlah industri tidak terlalu jauh menempuh jarak dari rumah ke lokasi tempat bekerja.

Pola pembangunan Rusuna Pekerja seperti ini akan menguntungkan para pekerja yang bisa lebih dekat jarak rumah ke tempat kerja, juga secara pemanfaatan lahan menjadik lebih efisien.

Dalam kesempatan itu, Ismeth menyerahkan kunci kendaraan bus kepada pekerja sebagai simbolis. Seusai meresmikan Rusuna Pekerja, Wapres Kalla direncanakan akan meninjau maket peta Rusuna Pekerja dan pameran para investor Kabil Batam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com