Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY-JK-Mega Berlaga, Sultan "Kuda Hitam"

Kompas.com - 20/02/2009, 15:11 WIB

JAKARTA, JUMAT — Pernyataan kesiapan Jusuf Kalla menjadi calon presiden, dipastikan akan mengubah konstelasi kompetisi pada pemilihan presiden Juli mendatang meskipun Golkar belum menetapkan secara resmi JK sebagai capresnya. Bagaimana analisis, jika yang maju bertarung sebagai capres adalah SBY, JK, dan Megawati?

 

Pengamat politik UI Arbi Sanit mengatakan, siapa pun yang bertarung, kunci kemenangan ada pada siapa sosok pendampingnya. Menurut Arbi, "kuda hitam" berada di Sri Sultan HB X.

 

"Tergantung siapa partnership-nya. Kalau SBY dengan Sri Mulyani, dia kurang politis, lebih kental teknokratnya. Siapa yang dapat wakilnya Sultan, akan menang. Di situ (Sultan) kuncinya. Sultan 'kuda hitam' wapres," ujar Arbi, di Gedung DPR, Jumat (20/2).

 

Sebagai Raja Jawa, Arbi memandang bahwa Sultan bisa meningkatkan elektabilitas pasangan pada pilpres mendatang. Sebab, tak hanya bisa meraih suara pemilih di Jawa, Sultan juga akan mampu menarik orang Jawa di luar Pulau Jawa. "Selain suara Golkar," lanjut dia.

 

Bagaimana dengan keinginan kuat Sultan menjadi presiden? Arbi mengatakan, kemungkinan besar Sultan akan berubah pikiran dan menerima tawaran menjadi cawapres. Dengan usianya saat ini, menurut Arbi, tahun 2009 merupakan pintu masuk terbaik bagi Sultan.

 

"Kalau tunggu lima tahun lagi, dia (Sultan) sudah tua. Secara rasional dia bisa bargaining (dengan SBY, JK, dan Mega). Tapi dengan SBY dia akan lebih mulus," ujarnya.

 

Bargaining yang dimaksud, Sultan bisa bernegosiasi dengan pasangannya, untuk diberikan kesempatan menjadi RI 1. Dengan SBY, jalan Sultan akan lebih mulus karena pada tahun 2014 SBY tidak akan bisa maju kembali. Sementara dengan JK dan Mega, kesempatannya lebih kecil karena berpeluang bersaing kembali lima tahun mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com