JAKARTA,KAMIS — Meski calon presiden Partai Golkar baru ditentukan sepekan setelah pemilu legislatif, tetapi menurut Akbar Tandjung, proses penjaringan sudah dimulai dari level bawah. Calon yang diajukan dari tingkat daerah akan disurvei untuk menghasilkan calon presiden terbaik.
"Penjaringan dimulai dari sekarang melalui DPD, lalu disurvei dan diputuskan lewat rapim khusus," kata mantan Ketua Umum Partai Golkar itu di Jakarta, Kamis (19/2).
Akbar mengatakan, proses penjaringan akan dilakukan secara terbuka semua dengan hak yang sama bagi semua calon. Pada akhirnya, dewan partai akan menentukan setelah sebelumnya mendengar visi dan misi capres yang dijadikan tolak ukur.
Hal ini juga dilakukan untuk menanggapi peraturan pemilu tentang syarat perolehan minimal untuk mengajukan presiden. Sedikitnya pilihan menyebabkan Partai Golkar harus mampu menghasilkan sosok calon presiden yang bisa mewakili partai dan memenuhi kebutuhan rakyat.
"Saat ini calon presiden sudah muncul dua nama yakni Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarno Putri. Harus ada satu lagi atau lebih calon yang mampu bersaing," tambahnya.
Munculnya hasil survei yang menempatkan perolehan Golkar di bawah 10 persen, lanjut Akbar, dianggap masih terlalu dini untuk menentukan hasil pemilu nanti.
Waktu yang tersisa akan dijadikan momen untuk menguatkan internal agar hasil suara pemilu setidaknya sama seperti saat Pemilu 2004. "Masih ada waktu 50 hari untuk bisa meningkatkan apa yang diperjuangkan untuk mendapat suara 20, 21 bahkan lebih. Kalau solid kita optimis, kalau tidak ya berat juga," tutur Akbar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.