Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuduhan Presiden Yudhoyono Sakiti Hati TNI

Kompas.com - 01/02/2009, 23:01 WIB

JAKARTA, MINGGU- Peneliti senior CSIS sekaligus pengamat politik J Kristiadi menilai lontaran isu gerakan ”Asal bukan calon presiden berinisial S” oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terutama di kalangan petinggi TNI Angkatan Darat, boleh jadi bertujuan untuk menciptakan Presiden Yudhoyono tengah di-zalimi secara beramai-ramai.

Cara pencitraan serupa dinilai efektif dan berhasil menaikkan simpati bagi Yudhoyono sehingga terpilih pada pemilihan presiden tahun 2004 lalu. Namun begitu sayangnya, tambah Kristiadi, dalam konteks sekarang yang justru dianggap telah dizalimi bukannya Yudhoyono melainkan TNI.

”Bagi tentara, kalau sampai panglima tertingginya meragukan anak buahnya sendiri, hal itu sangat lah menyakitkan,” ujar Kristiadi.

Hal itu disampaikan Kristiadi, Minggu (1/2), usai berbicara dalam Serasehan Kebangsaan Asosiasi Alumni Yesuit Indonesia di Kolose Kanisius, Jakarta, bertema ”Meneguhkan Kembali Keindonesiaan dalam Politik dan Pemilu 2009”.

Pembicara lain, guru besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Franz Magnis-Suseno  dan Wakil Pemimpin Redaksi Kompas, Trias Kuncahyono.

Kristiadi menyayangkan Presiden Yudhoyono menyampaikan suatu hal yang dia sendiri tidak yakin kebenarannya. Padahal sebagai panglima angkatan bersenjata tertinggi, Yudhoyono sebagai presiden bisa saja langsung memanggil siapa pun yang dia curigai untuk kemudian diproses lebih lanjut.

Manuver politik Presiden Yudhoyono seperti itu dapat membuat TNI merasa tidak dipercaya atau malah merasa ”dijual” untuk mencari popularitas menjelang pemilihan umum (pemilu) 2009. Jika benar seperti itu, Presiden Yudhoyono sebetulnya malah dirugikan karena pernyataannya berdampak memecah belah anak buahnya sendiri.

”Rasa kekhawatiran itu terlalu berlebihan sehingga bisa diterjemahkan macam-macam seperti Presiden Yudhoyono mau menyatakan dirinya akan dizalimi. Apa pun perdebatan yang muncul kemudian, dia akan selalu diuntungkan karena orang setidaknya ingat lagi apa yang terjadi dan dialami Yudhoyono di masa lalu,” ujar Kristiadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

Nasional
KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

Nasional
Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut, Meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut, Meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Nasional
Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Nasional
Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral saya Marahi

Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral saya Marahi

Nasional
MPR Akan Temui Prabowo-Gibran Bicara Masalah Kebangsaan

MPR Akan Temui Prabowo-Gibran Bicara Masalah Kebangsaan

Nasional
Hakim Fahzal Hendri Pimpin Sidang Dugaan Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh

Hakim Fahzal Hendri Pimpin Sidang Dugaan Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh

Nasional
Hakim MK Saldi Isra Sindir Pemohon Gugatan Pileg Tidak Hadir: Kita Nyanyi Gugur Bunga

Hakim MK Saldi Isra Sindir Pemohon Gugatan Pileg Tidak Hadir: Kita Nyanyi Gugur Bunga

Nasional
Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com