Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gurihnya Tiktok dari Depok

Kompas.com - 15/12/2008, 09:37 WIB

Pengunjung yang memesan tiktok goreng atau panggang, tidak perlu menunggu lama. Pasalnya, Sumiati sudah lebih dulu menggoreng atau memanggang tiktok sebelumnya. Begitu ada pesanan, tinggal memanaskan di microwave.

Jumat (12/12) siang ketika pesanan tiktok goreng dan tiktok panggang kami datang, rasanya sudah klenger duluan karena potongannya besar-besar. Ukurannya kira-kira sebesar telapak tangan orang dewasa.

Supaya lebih nikmat, tiktok goreng bisa dimakan dengan abon tiktok yang juga dibuat sendiri oleh Sumiati.

Sumiati membebaskan pembeli mengambil sendiri nasi, lalap, sambal dan tutug oncom. Dalam tutug oncom itu juga ada irisan kecil daging tiktok.

Sementara itu, untuk menu tiktok yang lain, pengunjung harus menunggu 10-15 menit karena Sumiati baru memasak ketika ada pesanan.

Berbagi tugas

Meski baru berdiri pada tahun 2006, rumah makan Tiktok Van Depok sudah memiliki cukup banyak pelanggan. Mereka bahkan memiliki pelanggan sebelum ada rumah makan Tiktok Van Depok.

Lho kok bisa? Ternyata Santoso sudah membudidayakan tiktok sejak tahun 2001. Namun, ketika itu ia belum menemukan varian yang cocok seperti tiktok sekarang ini. ”Waktu itu masih tahap uji coba. Saya menyilangkan berbagai jenis bebek dengan entok. Hasil akhirnya, saya bisa menemukan daging yang rasanya gurih seperti ayam kampung,” kata Santoso.

Sebelum menyilangkan dengan entok, Santoso lebih dulu menyilangkan dua bebek jenis Cherevelly dari Inggris dan bebek Mojosari dari Jawa Timur. Hasil persilangan itu ia namakan bebek santos. Bebek santos lalu disilangkan dengan entok untuk menghasilkan varian baru yang diberi nama tiktok.

Ketika memutuskan untuk mendirikan rumah makan, Santoso lalu berbagi tugas dengan istri. Sumiati dan ketiga anaknya mengurus rumah makan, sedangkan Santoso lebih berkonsentrasi pada mengembangkan budidaya tiktoknya. ”Supaya bisa memenuhi pasokan untuk rumah makan,” tutur Santoso.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com