Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gurihnya Tiktok dari Depok

Kompas.com - 15/12/2008, 09:37 WIB

Bagi Anda yang doyan makan, mungkin sudah tidak asing lagi dengan daging bebek. Tetapi, pernahkah Anda mencicipi masakan daging tiktok?

Cobalah pergi ke daerah Kukusan di Depok, Jawa Barat. Di sana ada rumah makan Tiktok Van Depok yang menjual menu daging tiktok.

Tiktok adalah unggas hasil persilangan antara bebek (itik) dan entok. Santoso Djaluwarno (54) menyilangkan kedua unggas itu, kemudian membudidayakan tiktok dan membuka rumah makan di Depok.

Menurut Santoso, persilangan itu menghasilkan daging bebek yang tidak amis. Rasa daging tiktok tetapa gurih mirip ayam kampung, tetapi dagingnya lebih tebal dan empuk.

Meski Santoso menyebutnya sebagai rumah makan, Tiktok Van Depok lebih mirip warung tritisan. Bersama istrinya, Sumiati (48), Santoso mengubah halaman samping rumahnya di Jalan KH M Usman No 81A, Kukusan, Depok. Areal untuk rumah makan itu semula adalah garasi.

Sumiati mengatur delapan meja yang bisa menampung 32 tamu sekaligus. Kalau sedang ramai, terutama pada saat makan malam atau pada akhir pekan, Sumiati menggelar tikar di depan rumah untuk lesehan.

”Lesehan itu disenangi anak muda,” kata Sumiati. Kalau hari hujan, lesehan pun bubar karena halaman depan rumah Sumiati tidak beratap.

Rumah makan Tiktok Van Depok tergolong sederhana. Sumiati hanya memajang satu bufet kecil untuk menghidangkan tiktok goreng dan tiktok panggang. Di situ juga ditawarkan tahu-tempe goreng, lalapan, sambal, dan tutug oncom.

Selain dua menu itu, masih ada menu tongseng tiktok, tiktok saus tiram, nasi goreng tiktok, sup saher (sayap leher tiktok), dan tiktok bengis. Tiktok bengis adalah tiktok yang dimasak dengan cabe, kemangi, dan lengkuas (disingkat bengis).

Yang istimewa adalah tongseng bebek. Sumiati memasak tongseng tiktok ini memakai susu sapi yang didapat segar dari peternakan saudaranya, tidak jauh dari rumah makan itu.

Pengunjung yang memesan tiktok goreng atau panggang, tidak perlu menunggu lama. Pasalnya, Sumiati sudah lebih dulu menggoreng atau memanggang tiktok sebelumnya. Begitu ada pesanan, tinggal memanaskan di microwave.

Jumat (12/12) siang ketika pesanan tiktok goreng dan tiktok panggang kami datang, rasanya sudah klenger duluan karena potongannya besar-besar. Ukurannya kira-kira sebesar telapak tangan orang dewasa.

Supaya lebih nikmat, tiktok goreng bisa dimakan dengan abon tiktok yang juga dibuat sendiri oleh Sumiati.

Sumiati membebaskan pembeli mengambil sendiri nasi, lalap, sambal dan tutug oncom. Dalam tutug oncom itu juga ada irisan kecil daging tiktok.

Sementara itu, untuk menu tiktok yang lain, pengunjung harus menunggu 10-15 menit karena Sumiati baru memasak ketika ada pesanan.

Berbagi tugas

Meski baru berdiri pada tahun 2006, rumah makan Tiktok Van Depok sudah memiliki cukup banyak pelanggan. Mereka bahkan memiliki pelanggan sebelum ada rumah makan Tiktok Van Depok.

Lho kok bisa? Ternyata Santoso sudah membudidayakan tiktok sejak tahun 2001. Namun, ketika itu ia belum menemukan varian yang cocok seperti tiktok sekarang ini. ”Waktu itu masih tahap uji coba. Saya menyilangkan berbagai jenis bebek dengan entok. Hasil akhirnya, saya bisa menemukan daging yang rasanya gurih seperti ayam kampung,” kata Santoso.

Sebelum menyilangkan dengan entok, Santoso lebih dulu menyilangkan dua bebek jenis Cherevelly dari Inggris dan bebek Mojosari dari Jawa Timur. Hasil persilangan itu ia namakan bebek santos. Bebek santos lalu disilangkan dengan entok untuk menghasilkan varian baru yang diberi nama tiktok.

Ketika memutuskan untuk mendirikan rumah makan, Santoso lalu berbagi tugas dengan istri. Sumiati dan ketiga anaknya mengurus rumah makan, sedangkan Santoso lebih berkonsentrasi pada mengembangkan budidaya tiktoknya. ”Supaya bisa memenuhi pasokan untuk rumah makan,” tutur Santoso.

Untuk memperkenalkan daging tiktok ke masyarakat, Santoso yang juga pandai memasak terus berinovasi. Sekarang ia dan istri tengah membuat menu baru, yaitu bakso tiktok dan mi tiktok.

Gerobak untuk jualan mi dan bakso itu sudah disiapkan dan nantinya akan dipajang di depan rumah makan Tiktok Van Depok. ”Saya sengaja memajang gerobak di depan rumah supaya orang tahu bahwa makanan yang kami jual tidak mahal,” tutur Santoso.

Di rumah makan itu, sepotong tiktok goreng dan panggang harganya Rp 15.000. Untuk masakan lain, seperti tongseng tiktok, tiktok saus tiram, dan tiktok bengis, harganya Rp 17.500. Sedangkan sop saher harganya Rp 10.000.

Dalam waktu dua tahun, Tiktok Van Depok kini sudah punya dua cabang, yaitu di Jalan Margonda Raya, Depok, dan di Cibinong, Jawa Barat. Setiap cabang dikelola oleh anak Sumiati. Setiap rumah makan mempekerjakan empat karyawan, sedangkan di pusatnya, yaitu di Kukusan, Sumiati mempekerjakan enam karyawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com