Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walau Masih Bermasalah, Ambalat Tidak Dibahas

Kompas.com - 11/12/2008, 21:21 WIB

JAKARTA, KAMIS — Walau menjadi ajang forum pertemuan rutin tahunan membahas berbagai persoalan seputar masalah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, sidang ke-37 General Border Committee (GBC), yang kali ini digelar di Jakarta, diakui sama sekali tidak menyinggung sengketa yang terjadi di kawasan Blok Ambalat.

Pengakuan tersebut disampaikan oleh kedua pemimpin delegasi GBC Indonesia-Malaysia, masing-masing Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono dan pejabat Menteri Pertahanan sekaligus juga Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi, Kamis (11/12), dalam jumpa pers seusai penandatanganan kesepakatan.

Seperti diwartakan, kawasan itu kerap menjadi sorotan menyusul persinggungan yang beberapa kali terjadi antararmada kapal perang angkatan bersenjata kedua negara. Blok Ambalat yang diyakini memiliki kandungan minyak dan gas bumi itu disebut-sebut juga menjadi rebutan dua perusahaan minyak internasional.

"Persoalan Ambalat tidak dibicarakan dalam sidang GBC ke-37 ini karena kami sepakat untuk menyerahkan soal itu ke proses perundingan, yang selama ini telah berjalan dan dilakukan antar-Departemen Luar Negeri masing-masing," kata Juwono.

Menurut Juwono, kalaupun ada pembahasan, yang bisa disebut terkait masalah sengketa di Ambalat, hanya sebatas penetapan aturan pelibatan (rules of engagement) antarkedua belah pihak, misalnya, jika terjadi penahanan terhadap awak kapal salah satu pihak oleh pihak lain.

Dengan begitu, kejelasan aturan tadi diharapkan bisa mencegah terjadinya sengketa atau perbenturan fisik yang tidak perlu antarkedua belah pihak di kawasan perairan itu. Aturan pelibatan tadi hingga saat ini masih dalam pembahasan antarangkatan laut kedua negara.

Jika soal aturan pelibatan terkait kerja sama antarkedua AU sepanjang wilayah perbatasan darat, kesepakatan yang telah dihasilkan justru sudah jauh lebih maju dan sudah disepakati soal prosedur bakunya. "Hal itu termasuk bagian dari keberhasilan GBC ke-37 tahun ini," ujar Juwono.

Dalam jumpa pers itu PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi menyatakan setuju jika persoalan Ambalat diserahkan proses penyelesaiannya di tingkat perundingan antar Departemen Luar Negeri kedua negara, dengan mengedepankan upaya saling menguntungkan kedua belah pihak.

Badawi dalam persidangan GBC kali ini justru lebih menyoroti dampak krisis moneter dunia, yang diperkirakan bakal berakibat negatif dan memperlambat perputaran roda perekonomian kedua negara dalam beberapa bulan mendatang.

Hal itu, menurutnya, harus bisa diantisipasi sejak sekarang. Menurut Badawi, krisis ekonomi dunia dapat berdampak negatif meningkatkan ketidakpuasan serta keresahan masyarakat, terutama di kalangan bawah di kedua negara, yang bukan tidak mungkin kemudian memicu peningkatan kejahatan, terutama yang terjadi di kawasan perbatasan kedua negara.

Untuk itu sejumlah langkah harus dilakukan, semisal, peningkatan kerja sama antarintelijen kedua negara, yang selama ini memang sudah berjalan dengan baik. "Kita mesti waspada pada aktivitas penyenayah (penyelundup) dan pelaku human-trafficking yang dapat mendatangkan penderitaan bagi rakyat kedua belah pihak," ujar Badawi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Nasional
Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Nasional
KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

Nasional
Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Nasional
PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

Nasional
Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Nasional
Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Nasional
Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

Nasional
4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

Nasional
Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Nasional
Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com