Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politik Rasialis Warisan Kolonial di Malaysia

Kompas.com - 05/12/2008, 09:22 WIB

Akan tetapi, semua berkah tersebut akhirnya menimbulkan dekadensi partai. Politik uang pelicin kini mendominasi pemilihan pengurus Umno di tingkat ranting hingga pusat.

Dalam penyaringan calon presiden maupun deputi presiden Umno pada Oktober lalu, misalnya, Menteri Luar Negeri Rais Yatim terpaksa membatalkan niatnya mencalonkan diri karena besarnya dana yang dibutuhkan. ”Sebaiknya, posisi kepengurusan Umno ditenderkan saja,” ujarnya kepada pers dengan nada gusar.

Nasib lebih buruk dialami tekoh senior Umno, Teungku Razaleigh Hamzah. Ia hanya didukung satu cabang partai. Padahal, minimal dibutuhkan dukungan 56 cabang agar lolos dalam seleksi. Ia mengaku menolak permintaan uang oleh pengurus cabang  Umno.

Warga Malaysia non-Bumi Putra makin kecewa karena pada era informasi,  Umno dan koalisinya dalam Barisan Nasional tidak berubah, tetap korup dengan mengabadikan politik rasialis warisan kolonial Inggris.

Maka, mereka mengekspresikan kemarahannya dengan memilih Pakatan Rakyat—koalisi tiga parpol oposisi—dalam pemilu Maret lalu.

Namun, situasinya menjadi mirip api dalam sekam. Ketegangan yang setiap saat dapat berubah ke arah tidak terduga.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com