Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politik Rasialis Warisan Kolonial di Malaysia

Kompas.com - 05/12/2008, 09:22 WIB

Harus diakui bahwa setelah dua dekade berlalu, banyak kemajuan dicapai. Persentase tenaga profesional Bumi Putra—seperti ahli hukum, arsitek, akuntan, dan dokter—meningkat tajam hingga mencapai 30-40 persen dari keseluruhan segmen di Malaysia.

Memang, aset bisnis Bumi Putra hanya tercapai berkisar 18,5 persen. Namun, jauh di atas periode sebelumnya yang hanya 2,4 persen. Pada sisi lain, aset non-Bumi Putra meningkat dari 22,8 persen menjadi 45,5 persen. Sisanya dikuasai pemerintah dan asing.

Akan tetapi, aset Bumi Putra tersebut ternyata hanya dikuasai segelintir perusahaan kroni pejabat maupun elite Partai Umno. Akibatnya, terjadi kesenjangan sosial-ekonomi yang tajam di kalangan Bumi Putra.

Keterlibatan pejabat dan elite partai dalam distribusi aset ekonomi makin menjadi-jadi di era pemerintahan PM Mahathir Mohamad, terutama karena ambisi Mahathir mencetak kapitalis Melayu.

Maka, bukan hal luar biasa jika nilai kontrak-kontrak pemerintah digelembungkan jauh di atas harga pasar. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan dan aset pemerintah dijual dengan nilai setengah harga pasar.

Sejauh penyimpangan itu menyangkut ”hak istimewa” puak Melayu, kritik merupakan hal tabu. Apalagi, bagi Mahathir yang berkuasa selama 22 tahun (1981-2003), ”ketuanan Melayu” adalah hal keramat, final, dan tidak bisa diganggu gugat. Patokannya perubahan konstitusi tahun 1971 dan UU mengenai penghasutan, yang melarang siapa saja—termasuk parlemen—mempersoalkan ”hak-hak istimewa” puak Melayu.

Setelah DEB berakhir tahun 1990, Mahathir melanjutkannya melalui Kebijakan Pembangunan Nasional (KBP) tahun 1991. Pada era baru tersebut mulai lahir konglomerat Melayu, dua di antaranya anak PM Mahathir.

Setelah PM Abdullah tampil menggantikan Mahathir tahun 2003, situasinya tidak lebih baik. Giliran anak dan menantu Badawi yang tiba-tiba meroket jadi konglomerat.

Politik uang pelicin

Sebagai partai yang berkuasa sejak Malaysia merdeka dan sekaligus mengklaim sebagai benteng puak Melayu, Partai Umno menikmati berbagai kemudahan dalam segala sektor, bahkan membangun imperium bisnis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com