Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahanan Pangan di Indonesia Masih Rendah

Kompas.com - 01/11/2008, 11:43 WIB

JAKARTA, KAMIS — Tingkat perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap pertanian dinilai masih kurang. Hal itu menyebabkan ketahanan pangan di Indonesia tidak stabil dan masih rendah. "Sekarang apa ada orang di sini yang ingin mempunyai menantu petani. Tidak ada kan. Tingkat perhatian masyarakat masih kurang. Harus mengubah cara pandang," kata Ketua Komisi VII DPR Airlangga Hartanto saat diskusi panel Peran Bioteknologi Modern dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan di Gedung BPPT, Jakarta, Sabtu (1/11).

Menurut Airlangga, ketahanan pangan merupakan kondisi di mana ketersediaan stok pangan tercukupi serta masyarakat dapat memperoleh pangan dengan mudah dan murah. "Untuk meningkatkan ketahanan pangan, pemerintah harus lebih berkontribusi," ujar Airlangga.

Airlangga mengatakan, ketahanan pangan dipengaruhi oleh pengembangan bioteknologi modern. Sejatinya, Indonesia memiliki banyak laboratorium untuk pengembangan bioteknologi. Namun, sebagian besar dari laboratorium tersebut justru terkesan tidak terawat dan kurang maksimal pengoperasiannya. Padahal, pemerintah sudah mengeluarkan banyak anggaran untuk laboratorium tersebut.

Airlangga mencontohkan, laboratorium yang digunakan untuk pengembangan tanaman jarak pagar di Nusa Tenggara Timur bentuknya sangat memprihatinkan dan fisiknya tidak berbeda jauh dengan laboratorium milik sekolah menengah. "Berbeda dengan yang punya Sinarmas atau Salim. Jangan sampai pemerintah kalah dan tertinggal dengan privat lagi," kata Airlangga.

Selain itu, ketahanan pangan juga dipengaruhi dengan kondisi iklim dan adanya tarik menarik kebutuhan antara biofuel dan untuk pangan yang menggunakan materi yang sama. Hal ini menyebabkan berkurangnya pangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com