JAKARTA, JUMAT — Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli mengkritik langkah penanganan krisis keuangan global yang dilakukan pemerintah saat ini. Sikap pemerintah menurutnya terlalu sombong dalam melihat gejala krisis yang sebenarnya telah terlihat sejak awal 2008 ini.
Bahkan, secara keras Rizal menyebut Presiden SBY tidak paham dengan sejarah krisis ekonomi yang ada di Indonesia. "Presiden SBY mengatakan, enggak mungkin seperti tahun 1998 (krisis). Kalau membandingkannya dengan tahun 1998, beliau kurang paham tentang sejarah krisis Indonesia. Membandingkannya bukan dengan tahun 1998 tetapi dengan posisi (perekonomian) bulan Oktober dan November tahun 1997," ujar Rizal dalam jumpa pers di Ruang Rapat F-PDIP, Jumat (10/10).
Selain itu, kebijakan pemerintah yang mengikuti saran IMF untuk menaikkan tingkat suku bunga merupakan langkah yang tak seharusnya diambil. Dalam catatan Rizal, Indonesia adalah satu-satunya negara yang mengikuti saran tersebut. Seluruh negara justru menurunkan tingkat suku bunga karena terjadi kekeringan likuiditas di dunia.
"Waktu kita krisis disuruh begini begitu. Waktu AS krisis, di mana IMF? Yang ndableg manut dengan IMF hanya Indonesia dan Bank Indonesia," ujarnya.
Gejala krisis ekonomi, kata Rizal, telah diramalkan Econit pada Januari 2008. Di antaranya, perekonomian Indonesia diramalkan akan terjadi penggelembungan finansial. Ia menyebutnya sebagai The Year of The Bubble. Namun, Menko Perekonomian Boediono (saat itu) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, ujar Rizal, tak menanggapi serius ramalan tersebut.
Namun, Rizal tak menyebutkan secara rinci apa langkah konkrit yang seharusnya dilakukan pemerintah. Ia hanya mengatakan, ketika mulai ada gejala-gejala penggelembungan finansial, pemerintah seharusnya bertindak cepat untuk 'mengempeskannya'.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.