Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Presiden Mulai Terbuka Sebut Nama Aulia Pohan...

Kompas.com - 08/10/2008, 07:40 WIB

Oleh  Suhartono

Ketika cucu pertama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono—Almira Tunggadewi Yudhoyono—lahir pada 17 Agustus 2008 di rumah sakit di Jakarta Selatan, ada isu yang beredar. Isu itu menyebutkan, mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Aulia Pohan akan segera ditahan sebagai tersangka setelah cucunya dari putrinya, Annisa Larasati Pohan, yang menikah dengan putra sulung Presiden Yudhoyono, Kapten (Inf) Agus Harimurti, lahir.

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), besan Presiden Yudhoyono itu erat terkait kasus aliran dana BI untuk penyelesaian Bantuan Likuiditas BI dan diseminasi Undang-Undang BI di DPR.

Dari fakta itu, Aulia Pohan dianggap mengetahui dan ikut bertanggung jawab dalam pengucuran dana Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia senilai Rp 100 miliar. Rincian dana itu, Rp 68,5 miliar dikucurkan untuk bantuan hukum mantan direksi dan jajaran Dewan Gubernur BI yang terlibat dalam sejumlah kasus hukum, serta Rp 31,5 miliar digunakan untuk diseminasi UU BI di DPR.

Namun, hingga Selasa (7/10), atau genap 51 hari, Aulia Pohan masih bebas melenggang. Statusnya masih sebagai saksi dalam perkara terdakwa mantan Gubernur BI Burhanuddin Abdullah di Pengadilan Tipikor. Tak ada yang bisa memastikan apakah Aulia Pohan pada hari-hari mendatang akan segera ditahan setelah tuntutan jaksa penuntut umum di Pengadilan Tipikor, Rabu ini, terhadap Burhanuddin Abdullah.

Terkait status Aulia Pohan, memang banyak yang bertanya mengapa hingga hari ini ia belum ditetapkan sebagai tersangka baru dalam kasus tersebut. Ketika Gubernur BI ditahan, menyusul Oey Hoeng Tiong, Rusli Simanjuntak, serta anggota DPR, Anthony Zeidra Abidin dan Hamka Yandhu, Aulia Pohan tetap aman-aman saja.

Tak heran muncul spekulasi yang mengait-ngaitkan hubungan Istana dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ketua KPK Antasari Azhar pernah marah ketika wartawan menanyakan kemungkinan dia bertemu dengan petinggi negeri ini terkait kasus aliran dana BI itu.

Tak jelasnya status Aulia Pohan memunculkan desakan kepada KPK agar segera menetapkan status baru bagi Aulia Pohan. Sejak itulah muncul isu, Aulia Pohan baru akan ditahan setelah cucunya lahir. Namanya juga isu, pastilah itu tak benar. Namun, inilah yang terjadi. Setelah kelahiran cucunya, Presiden mulai bicara.

Dalam catatan Kompas, Presiden sebelumnya sama sekali tidak pernah menyinggung besannya, Aulia Pohan, saat kasusnya ramai disidik KPK meskipun Presiden pernah memanggil dua menteri kabinetnya yang diduga terkait aliran dana BI ke Kantor Presiden untuk klarifikasi.

Dalam sidang kabinet, 16 September lalu, Presiden Yudhoyono pernah secara tidak langsung menyinggung penegakan hukum kasus korupsi. Akan tetapi, ia tidak merinci kasusnya apa. Presiden hanya mengatakan, ”Harus adil. Tidak boleh ini diproses, ini tidak diproses. Adil bagi semua.” Ditambahkan Presiden, ”Siapa pun yang harus menjalani proses hukum, saya persilakan.”

Dalam kesempatan lain, Presiden menyebutkan, siapa pun, termasuk ”keluarga”, juga harus menjalani proses bilamana terlibat.

Namun, Presiden menegaskan lagi, yaitu ketika acara buka puasa bersama di Istana Negara, Minggu (28/9). ”Saya tidak pernah dan tidak akan menghalang-halangi pemeriksaan kepada siapa pun, termasuk kemungkinan ada menteri yang terlibat. Saudara ketahui, besan saya, Aulia Pohan, juga menjalani pemeriksaan hukum. Selaku kepala pemerintahan, saya ingin KPK bisa menuntaskan semuanya itu, seadil-adilnya agar rakyat juga mendapat keadilan yang sejati,” tegas Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com