Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuddy Chrisnandi Ancam Mundur Jadi Caleg Golkar

Kompas.com - 19/08/2008, 21:43 WIB

JAKARTA, SELASA - Jelang penyerahan berkas para calon anggota legislatif ke KPU, Yuddy Chrisnandi, politisi vokal Partai Golkar menyatakan keinginannya mundur sebagai calon wakil rakyat periode 2009-2014. Yuddy kepada para wartawan di DPR, Selasa (19/8), menolak dicalonkan apabila dirinya dipasang bukan di nomor urut teratas.

"Saya sekarang ini memang sedang mempertimbangkan. Ada mekanisme proses yang tidak fair dalam penempatannya di nomor urut yang dilakukan oleh DPP Partai Golkar. Pada dasarnya, dengan sistem suara terbanyak, optimistis saya akan bisa terpilih. Sebab saya populer di Cirebon dan rajin mengunjungi konstituen. Persoalannya bukan terpilih atau tidak terpilih. Akan tetapi, ada proses yang tidak fair dalam proses ini," kata Yuddy Chrisnandi.

Yuddy menjelaskan, mekanisme sistem skoring dalam penentuan nomor urut caleg di internal partainya tidak diterapkan sebagaimana mestinya. Oleh karenanya, Yuddy kemudian mengusulkan penerapan nomor urut didasarkan pada huruf awalan nama.

"Sekalipun nanti saya berada di paling bawah, tapi saya menganggap itu lebih fair dari sistem yang sekarang digunakan sekarang ini. Saya tidak semata-mata ingin menjadi anggota DPR lagi, tapi ingin mengedepankan sistem. Kalau saya mau, saya bisa menjadi calon dari PDI Perjuangan, PKB atau Hanura. Tapi, itu tidak saya lakukan. Kalau memakai suara terbanyak tanpa alasan yang argumentantif saya akan mundur dari pencalonan legislatif dari Partai Golkar," tegas Yuddy.

"Bagi saya ditaruh di nomor berapa saja, pada nomor terakhir pun kalau alasannya alpabetis, saya bisa terima. Tapi kalau saya ditaruh di nomor empat tanpa ada alasannya, ini bentuk inkonsistensi kebijakan. Atas dasar apa saya ditaruh di nomer empat? Dan bila sudah jelas, saya akan mundur," tandas Yuddy.

Hingga saat ini, Yuddy mengaku menunggu sikap akhir DPP Partai Golkar untuk memastikan apakah dirinya akan mundur atau tidak. Karena dalam penyusunan nomor urut ada aturannya, baik dari pengalaman keorganisasian di Golkar, masa pengabdian, pendidikan.

"Kalau nomor tertentu argumentasinya harus ada. Jika tidak ada argumentasi, saya lebih baik mundur. Dalam rapat korwil (DPD Golkar Jawa Barat) tanggal 22 Juli, juga menempatkan saya di nomor urut satu. Jadi, kalau diturunkan kan harus ada alasannya. Ini bentuk ketidakadilan dan itu harus dilawan," tegasnya lagi. (yat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com