Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal Ramli Diperiksa Bareskrim 4 Jam Lebih

Kompas.com - 19/08/2008, 17:59 WIB

JAKARTA, SELASA - Mantan Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid, Rizal Ramli diperiksa lebih dari 4 jam di Bareskrim Mabes Polri. Rizal diperiksa terkait aksi mahasiswa menolak kenaikan harga BMM yang berakhir anarkis di depan Gedung DPR dan di depan Kampus Universitas Atma Jaya pada 24 Juni lalu.

Ada sekitar 17 pertanyaan yang harus dijawab oleh Rizal Ramli. "Pertanyaan masih seputar fungsi dari Komite Bangkit Indonesia (KBI). Kami jelaskan bahwa KBI merupakan organisasi nonpartisan yang memperjuangkan aspirasi publik dan menawarkan jalan baru untuk Indonesia," ujar Rizal seusai diperiksa, Selasa (19/8).

Rizal Ramli diperiksa Bareskrim sebagai saksi Sekjen Komite Bangkit Indonesia (KBI) Ferry Yuliantono yang telah ditetapkan sebagai tersangka otak dan penyandang dana aksi-aksi anarkis mahasiswa menolak kenaikan harga BBM.

Rizal diperiksa penyidik Bareskrim dari sekitar pukul 10.15 WIB dan baru selesai sekitar pukul 14.30 WIB. Selama pemeriksaan, Rizal Ramli didampingi oleh lima orang penasehat hukum.

Rizal membantah adanya kucuran dana dari KBI kepada para koordinator lapangan aksi demo menolak kenaikan harga BBM. Rizal menegaskan tidak tahu menahu adanya dana Rp 5 juta yang mengalir ke masing-masing koorlap dari berbagai wilayah.

Dalam pemeriksaan, Rizal juga membantah adanya keterlibatan KBI dalam aksi mahasiswa menolak kenaikan harga BMM yang berakhir anarkis, 24 Juni lalu. Menurut Rizal, KBI hanya terlibat dalam aksi saat memperingati 100 tahun
Kebangkitan Nasional di bundaran Hotel Indonesia sampai di Istana.

"Aksi yang melibatkan ratusan ribu massa itu berjalan dengan tertib dan aman. Tapi kenapa sekarang kami dikait-kaitkan dengan aksi kerusuhan 24 Juni. Padahal Ferry, sekjen KBI sudah dua minggu sebelum kejadian itu berada di China. Sementara saya sendiri berada di Cirebon untuk ceramah di pesantren sejak tanggal 23 Juni. Jadi kami tidak tahu menahu," paparnya.

Untuk itu Rizal mempertanyakan langsung kepada Kapolri Jenderal Sutanto, siapa yang menyuruh pemeriksaan ini. "Apakah teman saya Kepala BIN Syamsir Siregar atau Presiden SBY atau memang ada bukti-bukti lain," katanya.

Niat Rizal Ramli untuk menanyakan langsung kepada Kapolri terkait pemeriksaannya ini gagal. Kapolri tidak bisa menemuinya saat ia datang ke ruang kerjanya beberapa menit sebelum pemeriksaan di mulai.

Pemeriksaan Rizal ini belum tuntas. Kamis (21/8) Rizal kembali dipanggil untuk diperiksa sebagai saksi. (Sugiyarto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com