Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muchdi Pr Siapkan Lima Pengacara

Kompas.com - 09/08/2008, 20:06 WIB

Laporan wartawan Persda Network Yuli Sulistyawan

JAKARTA, SABTU - Mantan Deputi V Badan Intelijen Negara (BIN) Muchdi Pr siap menghadapi persidangan atas tuduhan pembunuhan aktifis HAM Munir. Untuk menghadapi tim jaksa penuntut umum (JPU) yang berjumlah 10 orang, Muchdi telah menunjuk lima pengacara untuk membelanya di pengadilan.

"Tim kuasa Pak Muchdi jumlahnya lima orang," tegas koordinator kuasa hukum Muchdi yakni Wirawan Adnan di Jakarta, Sabtu (9/8). Anggotanya adalah Luthfi Hakim, Achmad Kholid, Robert Sirait dan Hery Suryadi.

Sebelumnya, Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum) Abdul Hakim Ritonga menyatakan, untuk menyidangkan perkara Muchdi Pr, ia telah menunjuk 10 jaksa. Tim jaksa diketuai Asisten Pidana Umum Kejati DKI Jakarta Agus Riswanto dengan anggota antara lain Cirus Sinaga dan Maju Ambarita.

Bagi Wirawan, meskipun jumlah tim kuasa hukum hanya separuh dari jumlah jaksa, bukan berarti mereka akan kalah. "Jaksa 10 orang itu kan tetap satu suaranya. Yang menentukan kalah atau menang, fakta hukum yang terungkap di persidangan. Dan kami sudah siap untuk membuktikan bahwa dakwaan tidak berdasar," lanjut Wirawan.

Yang menjadi kekhawatiran Muchdi, hanyalah pengadilan tidak fair. Wirawan mencontohkan, dalam perkara Pollycarpus Budihari Priyanto, dalam persidangan tidak terungkap adanya peran Pollycarpus dalam membunuh Munir. Kendati demikian Pengadilan dengan mendasarkan pada keyakinannya saja, bisa menjatuhkan hukuman selama 20 tahun penjara. "Pak Muchdi hanya khawatir kalau pengadilan tidak fair," tambah Wirawan.

Dalam perkara kliennya ini, Wirawan sangat yakin Muchdi Pr tidak terlibat dalam pembunuhan berencana Munir seperti yang akan didakwakan jaksa. "Klien kami dituduh pembunuhan berencana, tapi tidak ada bukti awal tentang perencanaan itu," tambahnya.

Selain itu, Wirawan mengatakab bahwa saksi Budi Santoso yang disebut-sebut mengetahui hubungan Polly dengan Muchdi, adalah saksi yang direkayasa. "Saksi yang namanya Budi Santoso, itu saksi fabrikasi atau rekayasa. faktanya tidak ada," tambah Wirawan.

Kekhawatiran Wirawan, Budi Santoso tidak dihadirkan di Pengadilan. Sehingga, jaksa hanya membacakan berita acara pemeriksaan (BAP) Budi Santoso saja. Sehingga, tim kuasa hukum tidak bisa mementahkan kesaksian Budi Santoso secara langsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com