Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanura Punya Strategi Rangkul Golput

Kompas.com - 14/07/2008, 19:37 WIB

JAKARTA, SENIN - Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang dikomandani oleh Wiranto ini memang tergolong baru. Hanura lahir dari keprihatinan sejumlah tokoh nasional, termasuk Yus Usman Sumanegara, Fuad Bawazier, Tuti Alawiyah, dan Fachrul Razi, akan kondisi lingkungan regional dan global, serta kinerja pemerintah yang mereka nilai belum berhasil mewujudkan apa yang diamanatkan UUD 1945.  

 

Partai Hanura ini mempunyai visi dan misi yang idealis. Visi partai nomor urut satu ini berbasis pada kemandirian bangsa dan kesejahteraan rakyat. Kemandirian bangsa berdasarkan pada kondisi Indonesia yang mereka nilai belum mandiri. Banyak tekanan dan intervensi asing yang merugikan bangsa. Sedangkan kesejahteraan rakyat berdasarkan komitmen mereka untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.  

 

Visi partai yang bermarkas di Jl. Diponegoro I, Menteng ini termasuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa dengan berdasarkan Pancasila , melahirkan pemimpin yang bertakwa, jujur, berani, tegas, dan berkemampuan. Misi lainnya yang tak kalah penting adalah menegakkan hak dan kewajiban asasi manusia dan supremasi hu kum yang berkeadilan, serta memberantas korupsi.  

 

Menanggapi besarnya jumlah pemilih golongan putih atau golput di Indonesia, partai ini memiliki cara sendiri untuk merangkul mereka. "Kami memiliki program yang menyentuh rakyat. Prinsip kami adalah, berbakti, berbagi, dan aksi," ujar Juru Bicara Partai Hanura R. Jogi Soehandoyo kepada Kompas.com di kantor DPP Partai Hanura, Jakarta, Senin (14/7).  

 

Soehandoyo mengatakan, partainya menargetkan masuk ke dalam lima besar partai nasional . Ia menambahkan, antusias warga terhadap partainya cukup besar. Hal ini bisa dilihat dari eksistensi partainya di 32 provinsi dan 420 kabupaten.  

 

Bagi sejumlah pihak, nama Wiranto identik dengan militer. Namun, Soehandoyo dengan tegas mengatakan bahwa Wiranto sudah berubah total dari disiplin militer menjadi disiplin kerakyatan. Maksudnya, sosok Wiranto sekarang sudah lebih terbuka karena tidak ada lagi protokoler. Ia juga memperingatkan agar tidak ada lagi dikotomi sipil dan militer. "TNI AD, AU, AL, mereka semua adalah anak bangsa," katanya.

Bagaimana sosok Wiranto di mata anggota partainya? Sekretaris Jendral (Sekjen) Lembaga Komitmen Tim Rakyat (LKTR) Hanura, Ramli Ivar mengatakan kepada Kompas.com, Wiranto sosok yang sederhana dan merakyat. "Wiranto pernah makan nasi aking bareng rakyat," ujarnya.  

 

Soehandoyo menambahkan, ketua umumnya selalu naik pesawat kelas ekonomi, dan menerima semua perusahaan jasa penerbangan. "Bapak (Wiranto-Red) bahkan pernah makan di kaki lima. Ini keteladanan yang harus diapresiasi," kata Soehandoyo.

 

Ketika ditanya apakah motif mendirikan partai adalah kekuasaan, Soehandoyo tidak membantahnya. Ia berpendapat, ini adalah hal yang wajar. "Untuk melakukan perubahan, dibutuhkan kekuasaan. Jadi, ini hal yang wajar, asalkan, setelah partai tersebut terpilih, ia tidak mengingkari janjinya," imbuhnya. (C9-08) 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com