Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulasan Sindhunata: Menang karena Chaos

Kompas.com - 25/06/2008, 07:30 WIB

Di Turki, baik Derwall maupun Piontek dijuluki sebagai ”bapak-bapak keberhasilan”. ”Jerman adalah guru kami,” kata mantan Pelatih Turki Mustafa Denizili. Harap diingat, kesebelasan Turki kali ini juga mempunyai pemain kelahiran Jerman, yaitu Hamit Altintop yang bermain di Bayern Muenchen dan Hakan Balta di Galatasaray.

Menonton Turki, lebih-lebih pada saat akhir, memang amat menegangkan sehingga walau memuji anak-anak Pelatih Fatih Terim, pers Turki meminta, mereka tidak lagi bermain dengan mengandalkan kejutan dan keajaiban.

”Terim tercinta, melawan Jerman, kami ingin menang dengan normal. Menang tanpa keajaiban. Kami semua tegang dan capai setengah mati dengan kemenangan pada menit-menit terakhir itu,” begitu tulis kolumnis Hasan Lemal dari koran Turki, Milliyet.

Tetapi, mengapa keajaiban harus dilarang? Dan, siapa yang bisa melarang keajaiban terjadi? Toh, Turki sudah tiga kali mati dan tiga kali hidup kembali. Oleh karena itu, kalau kali ini keajaiban terjadi lagi, bibir rakyat Turki akan menggumam kembali dalam doa ini: syukur kepada Allah!

Sindhunata Wartawan Pencinta Sepak Bola

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com