Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Anggota Komisi IV DPR Diduga Terlilit Rp 10 miliar

Kompas.com - 02/05/2008, 05:10 WIB

Rekomendasi TA
Pejabat Kabupaten Banyuasin diduga menggelontor dana Rp 10 miliar agar rekomendasi DPR soal alih fungsi hutan mangrove segera turun. Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB), Mufid Busyairi, Selasa lalu menyatakan, hingga kini rekomendasi DPR belum diteken. Namun, kolega Mufid di Komisi IV, Sarjan Taher, mengungkapkan hal berbeda.

Menurut Sarjan, mekanisme itu sudah selesai sesuai aturan yang berlaku. "Jadi, sudah sampai di Dephut. Coba cek ke sana. Belum lama kok, mungkin sekitar satu atau dua bulan lalu," katanya.

Menurut Sarjan, alih fungsi hutan memiliki ketentuan khusus. Antara lain, penggantian lahan hutan dengan lahan milik Pemkab Banyuasin dua kali lipat.
"Itu sudah disiapkan Bupati Banyuasin dan Pemda Sumsel," kata mantan anggota Tim Sukses Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat Pilpres 2004 itu.

Sementara anggota Komisi IV DPR lainnya, Ganjar Pranowo, tidak bisa memastikan status alih fungsi hutan di Banyuasin. Dia menyatakan, belum jelas apakah rekomendasi DPR sudah turun. "Saya nggak pantau lagi. Coba tanyakan ke pimpinan Komisi IV, karena mungkin tidak semua anggota komisi ikut rapat," kata Ganjar.

Tak gelisah
Wakil Ketua Komisi IV DPR, Suswono, mengaku tenang-tenang saja terkait dugaan korupsi kasus TA di Banyuasin. Suswono mengaku cukup terbuka kepada keluarganya dalam banyak hal. "Keluarga mengikuti berita-berita di media, tapi kalau saya terbuka, ya mereka tidak gelisah," kata Suswono di Jakarta, Rabu.

Menurut anggota FPKS ini, dirinya pernah tercatat dalam kasus Dana Kelautan dan Perikanan (DKP). Padahal Suswono tidak menerima. Karena kejadian itulah Suswono menjadi hati-hati dalam setiap langkah. Selain itu, kebijakan FKS melarang menerima dana apa pun dari mitra kerja.

"Partai tidak membolehkan meminta dana dari mitra. Kalau kita bisa tolak, kita tolak. Kalau dititipkan di Jakarta, ya kita kembalikan ke KPK. Dulu nama saya pernah tercatat dalam kasus DKP, padahal saya tidak menerima. Itu menjadi pelajaran berharga," katanya.

Khawatir barang bukti (BB) korupsi akan hilang, Ketua KPK, Antasari Azhar, menolak membeberkan dugaan kasus korupsi alih fungsi hutan mangrove menjadi Pelabuhan TA, di Kabupaten Banyuasin, Sumsel. Antasari memastikan, dugaan korupsi yang tersangkanya telah ditetapkan KPK, masih terkait dengan Amin, suami Kristina.

"Kasusnya memang sudah pada tingkat penyidikan, tapi kita tidak bisa mengungkapkan secara jelas, karena khawatir BB ada yang hilang. Yang pasti masih terkait dengan tersangka Amin," kata Antasari di Jakarta, kemarin.

Apa hubungan Kristina dalam dugaan kasus korupsi Pelabuhan TA? Antasari menolak menjelaskan. Dia meminta wartawan untuk berhenti menanyakan, dan berjanji akan mengumumkan perkembangan kasus tersebut pada saat yang tepat. Namun, kata Antasari, Kristina saksi kasus korupsi yang disidik KPK dan sudah ada tersangkanya. (moe/dam/Sripo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com