Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Biarkan Suplemen Merusak Anda

Kompas.com - 12/03/2008, 16:15 WIB

St John Wort (Hypericum perforatum)  
+ :  Kepercayaan tradisi mengatakan herbal ini mampu melawan ilmu sihir. Lazimnya, herbal ini digunakan untuk memelihara sistem saraf dan melindungi sel-sel saraf dalam tubuh. Herbal ini biasa digunakan untuk meredakan hipertensi dan melancarkan peredaran darah.   

- : Salah seorang ahli pengobatan alternatif Inggris, Profesor Edzard Ernst, dari Plymouth Peninsula Medical School memperingatkan bahwa St John Wort dapat mengurangi efektivitas obat resep seperti warfarin atau obat pengencer darah lainnya, pil anti kanker atau obat-obat pembedahan .  Hindari herbal ini jika Anda mengidap epilepsi atau asma.   

Royal Jelly
+ : Cairan kental yang dihasilkan lebah muda sebagai bahan makanan Larva Lebah dan makanan khusus Ratu lebah ini telah terbukti mampu membunuh bakteri dalam tes laboratorium.  Zat ini juga mengandung protein dan vitamin C dan diklaim mampu meningkatkan kekebalan tubuh meski belum ada bukti yang solid.

- : Ada sejarah tentang masalah yang ditimbulkan residu obat-obatan yang dibuat dari royal jelly.  Pemberian obat-obatan dengan dosis berlebihan pada hewan yang produknya akan dikonsumsi manusia berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan. Zat ini juga diduga berpotensi menimbulkan reaksi mematikan.  Di Australia, kemasan suplemen royal jelly wajib disertai label peringatan menyusul adanya kasus anak berusia 11 tahun yang mengonsumsinya kemudan meninggal akibat asma.

Glukosamin
+ : Dua penelitian besar menunjukkan glukosamin mampu meringankan rasa sakit dan memperbaiki mobilitas pada pasien penderita osteoarthtritis.  Bukti ini begitu meyakinkan sehingga US National Institutes Of Health berencana menggelar riset lanjutan.

- : Kualitas dan kekuatan produk glukosamin bervariasi.  Tampaknya glukosamin juga hanya efektif jika dikombinasikan dengan sejenis senyawa disebut condroitin.

Ginkgo Biloba
+ : Walaupun beberapa riset menunjukkan adanya efek negatif, Prof Ernst percaya bahwa ginkgo tetap berkhasiat.  Ia menekankan, ketika peneliti mencoret partisipan yang tidak mengonsumsinya secara teratur, ada sekitar 68 persen penurunan risiko gangguan ingatan setelah mengonsumsi ginkgo.

- : Prof Ernst mengatakan bahwa studi lanjutan perlu dilakukan mengingat kasus stroke dalam penelitian diakibatkan pembekuan, bukannya pendarahan - yang mungkin disebabkan peran ginkgo dalam mengencerkan darah.  Untuk alasan tersebut, suplemen ginkgo seharusnya tidak diminum bersama aspirin, warfarin atau obat anti pembekuan darah lainnya.  Hindari pula sebelum menjalani operasi.

Kava Kava
+ : Minuman yang dibuat dari sari akar Kava-kava telah dikenal sejak berabad-abad lampau sebagai obat penenang alami.  Sejumlah riset, termasuk yang dilakukan Prof Ernst, terbukti efektif mengatasi kecemasan.

- : Menyusul adanya kasus kematian akibat kerusakan liver di antara pasien peminum suplemen kava, herbal ini dilarang  di wilayah Inggris, namun suplemen dalam bentuk pil masih bisa diperoleh lewat internet.

Black Cohosh (Cimicifuga racemosa)
+ : Black Cohosh adalah sejenis tanaman liar mirip semak yang selalu hijau sepanjang tahun. Bagian tanaman yang digunakan sebagai tanaman obat adalah akar dan rimpangnya yang dikeringkan. Walaupun penelitian yang mendukung manfaat herba ini masih sedikit, secara historis, orang-orang Indian Amerika sudah sejak dulu menggunakannya untuk berbagai kondisi, mulai dari masalah-masalah kewanitaan sampai gigitan ular berbisa. Peneliti dari AS yang melakukan tinjauan  sejumlah riset menyatakan ada bukti yang cukup bahwa ekstrak herbal ini mampu meringankan gejala-gejala menopause.  Sebuah riset terbaru di Prancis juga menemukan bahwa ekstrak black cohosh mampu menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker payudara.

- : Menyusul adanya laporan kerusakan liver, Badan Pengawas Obat dan Produk Perawatan Kesehatan Inggris (MHRA) telah meminta produsen untuk mencantumkan label peringatan akan adanya ancaman risiko penggunaan suplemen jenis ini.    
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com