Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kartun Kocak Benny & Mice Diluncurkan dan Dipamerkan

Kompas.com - 28/02/2008, 21:12 WIB

JAKARTA, KAMIS -- Benny Rachmadi dan Muhammad Misrad atau lebih dikenal dengan Benny dan Mice, dua kartunis yang memotret kehidupan Kota Jakarta dengan penuh ironi, satire, aneh, jelimet, dan membuat tawa, Kamis (28/2) di Bentara Budaya Jakarta, membuat sedikitnya 150 penggemarnya tertawa geli, heboh.

Tidak cukup hanya heboh dengan 35 dari 100 kartun yang dipamerkan, Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) yang meluncurkan buku Lagak Jakarta: 100 Tokoh yang Mewarnai Jakarta, juga memformat acara dengan sedikit heboh dan kocak. Ada juga hiburan permainan gitar tunggal yang memukau dari Jubing Kristanto.

Istri Benny, Anna Zuchriana, turut dihadirkan dan diwawancarai. Begitu pula ayah Mice, Jufri, juga dihadirkan. Maklum, Mice masih lajang. Belum punya istri.

Jika dalam karya-karyanya Benny dan Mice menertawakan orang lain, mungkin siang tadi Anda dan orang-orang terdekat Anda lah yang menertawakan Benny dan Mice.

"Benny itu romantis kalau ada maunya. Jika diperlukan," ujar Anna. Tiba-tiba Benny berucap, "Jangan buka kartu." Pengunjung yang memadati ruang pameran dan meluber ke halaman BBJ, jadi tertawa geli.

Bapak Mice, Jufri, bercerita bahwa ia sebenarnya menginginkan Mice jadi ustazd, sehingga disekolahkan di pesantren. Hanya saja, waktu SMA, Mice justri diharapkan jadi dokter atau insinyur. Namun aneh, bakat Mice di dunia seni. Satu rim kertas habis ia coret buat kartun seminggu. "Sampai-sampai ia mengancam, kalau tidak kuliah bidang seni, ia tak akan kuliah," kata Jufri.

"Mice itu jarang bangun pagi, tapi ketika karyanya dimuat pertama kali di Kompas, ia bangun pagi dan senangnya luar biasa."

Benny dan Mice mengaku, karakter dalam kartunnya itu sebagai dirinya sendiri. Benny yang rambut keriting dan mice yang berkaca mata. "Kalau orang lain, takut mereka marah," kata mereka memberi alasan. 

Tentang bukunya, tokoh yang dikartunkan bukan tokoh sebagaimana yang dikenal banyak orang, elit atau public figur. Akan tetapi, orang-orang biasa yang justru membuat Jakarta hidup dan penuh warna. Ada Cewek Mall, Oom Senang, Bandar Ikan, Penjual Disk Bajakan, Maling Besi, Cowok Metroseksual, Pemuda Harapan Bangsa, Pria Fitness, Mas-mas Mangga Dua, dan sebagainya.

Wimar Witoelar yang membuka Pameran dan Peluncuran Buku mengaku sebagai penggemar dan pengagum kartun Benny dan Mice. "Benny dan Mice luar biasa, bisa membuat orang lain, dari segala golongan, tertawa. Saya lihat tampang Benny dan Mice saja sudah tertawa. Ia bisa mendefenisikan orang," katanya.

Menurut Wimar, setiap warga DKI Jakarta wajib punya koleksi buku Benny dan Mice, sama pentingnya dengan KTP. Hidup jadi lucu dengan olahan Benny dan Mice, dan kalau udah lucu jadi cair, terserah mau dijadikan apa hidup ini. Rugi rasanya kalau ada karya mereka yang kita tidak punya.

Dian Sastro Wardoyo yang direncanakan hadir bersama Wimar untuk membuka pameran dan peluncuran buku, berhalangan hadir karena sedang berada di Banjarmasin. Akan tetapi, Dian yang tersambung melalui telepon seluler berjanji akan datang. Dialog Wimar dengan Dian dan Benny dengan Dian, membuat pengunjung tertawa terpingkal-pingkal.

Direktur Komunikasi Kompas Gramedia Suryopratomo mengatakan, tampilnya kartun Benny dan Mice di Kompas edisi Minggu untuk memberikan sesuatu yang lain kepada pembaca. Kartunnya lucu, apalagi mencerminkan apa yang menjadi kegelisahan kita.

"Terus-terang, pertama kali, tahun 2003, saya sempat deg-degan dan saya memohon maaf sempat menegur mereka, karena mereka menyerempet unsur sara. Mereka bijaksana, cerdas, jujur, dan punya kepekaan," katanya.

Tantio Adjie, Kepala Program Studi Seni Murni IKJ mengatakan, sejak mahasiswa Benny dan Mice selalu tampil berdua. Teknik drawing-nya bagus, lain dibanding 120 orang teman-temannya. "Dari 1989 sampai 1993, tiap hari Benny dan Mice mengisi koran dinding di kampus, yang ukurannya dua papan tripleks," ungkapnya.

Sejak 1997, KPG sudah menerbitkan sembilan buku kartun Lagak Jakarta karya Benny dan Mice dengan berbagai tema. Buku pertama Trend dan Perilaku terjual di atas 11.000 eksemplar. Buku berikutnya, Transportasi dan Profesi, masing-masing terjual sekitar 10.000 eksemplar. (YURNALDI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com