Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Irawady Junus: Pasti Ada yang Bermain di Belakang Kasus Ini

Kompas.com - 22/02/2008, 16:43 WIB

JAKARTA, JUMAT -- Irawady Junus, Mantan Anggota Komisi Yudisial (KY), mengatakan, ada orang-orang yang bermain di balik kasus penyuapan yang menyeret dirinya menjadi terdakwa. Namun, ia enggan merinci siapa orang-orang yang dimaksudnya. Hal tersebut dikemukakan Irawady di Ruang Khusus Terdakwa, usai persidangan di Pengadilan Tipikor, Kuningan, Jakarta, Jumat (22/2).

"Pasti ada dong yang bermain di belakang ini. Bisa ditanya ke Freddy siapa orang-orangnya. Katanya dia mau ngomong, mau membuka karena dia ikut dihukum," ujar mantan Jaksa ini. Irawady menambahkan, Priyono, staf KY yang menjadi panitia pengadaan tanah pernah memerintahkan Freddy untuk memberikan uang kepada beberapa orang.

"Freddy itu pernah diperintahkan Priyono untuk memberikan uang kepada A,B tapi saya tidak bisa sebut di sini. Buktinya yang jadi panitia sekarang sudah dicopot dan dikembalikan ke asalnya. Hanya Sekjen saja yang belum. Saya tidak tahu apakah di belakang ini ada Komisioner, Wallahualam Bishawab," lanjut dia.

Sekali lagi, Irawady menyatakan ia tidak menyesal dengan apa yang telah dilakukannya. Kata dia, apa yang dilakukannya karena perintah jabatan sesuai pasal 51 ayat (1) KUHP. "Sayangnya ada intervensi KPK, kalau tidak saya yakin akhirnya tidak akan begini. Kalau dikatakan saya tidak melakukan tugas berdasar surat tugas, tanya yang membuat suratnya. Satu setengah bulan saya ingatkan Ketua, surat itu sudah dibuat sejak 31 Juli tapi baru diterbitkan 12 September. Ya bagaimana, mau melakukan pengawasan internal di Kesekjenan, yang menerbitkan surat Sekjen," ungkapnya.

Mengenai tuntutan 6 tahun penjara, Irawady menyatakan melihat itu sebagai kewenangan JPU. Sementara itu, Kuasa Hukum Irawady, Firman Widjaja menyatakan kesimpulan atas fakta-fakta persidangan yang disampaikan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam berkas tuntutannya bukan merupakan pembuktian hukum, tapi politis. Dikatakannya, kliennya hanya menjadi korban dalam kasus pengadaan tanah KY tersebut. (ING)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com