Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desi Meninggalkan Misteri

Kompas.com - 08/02/2008, 23:18 WIB

JAKARTA, JUMAT - Tewasnya Desi Oktavia (26) pada Jumat siang yang diduga kuat akibat aksi bunuh diri dengan cara menjatuhkan diri dari lantai delapan Hotel Banyuwangi Sintera, Jalan Samanhudi, Jakarta masih meninggalkan misteri.

Sampai berita ini diturunkan, belum ada penjelasan tentang latar belakang mengapa hidup wanita lajang, sarjana lulusan perguruan tinggi ternama pula sekaligus karyawati di pusat bisnis terhebat di Jakarta ini harus berakhir secara tragis. . 

Untuk sementara perempuan kelahiran 17 Desember 1982 ini diduga kuat melakukan bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 8 Hotel Banyuwangi Sintera, Jakarta Pusat. Menurut petugas Hotel, korban masuk hotel pada pukul 14.10 WIB Jumat siang. Setelah petugas resepsionis, Darsih, memberikan kamar nomor 415, Desi langusng menuju kamarnya.

Namun lima menit kemudian terdengar teriakan orang bunuh diri dengan cara "terjun bebas". Setelah dicek, ternyata yang melakukan aksi tersebut adalah Desi. "Dugaan sementara korban melakukan bunuh diri melombat dari lobi lantai delapan," ungkap Kanit Serse Polsek Sawah Besar Iptu Mustakim. Polsek Sawah Besar dan Polres Jakarta Pusat kemudian melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Peristiwa). Lalu siapakah Desi?

Berdasarkan informasi yang diperoleh Kompas.com, Desi adalah sarjana ekonomi lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Triskati yang kini bekerja di sebuah gedung di Jalan Jenderal Sudirman, kawasan bisnis terhebat di Jakarta. Wanita yang masih melajang ini merupakan anak kedua di antara tiga bersaudara keluarga Tham Tethi (58). Keluarga Tham tinggal di Jalan Sukamulya II Nomor 267, RT I RW I, Kelurahan Harapan Mulya, Kemayoran, Jakarta Pusat. Alamat ini pula yang menjadi alamat KTP Desi. .

Sementara itu Dame Partomo Simatupang, anggota Dewan Kelurahan Harapan Mulya, Kemayoran, Jakarta, yang mengaku mewakili keluarga Tham mengatakan, keluarga Desi percaya bahwa kematian Desi murni kecelakaan dan sudah merupakan takdirnya. Penyebabnya adalah persoalan ekonomi keluarga. Simatupang sempat mengatakan bahwa secara ekonomi keluarga Desi adalah keluarga tidak mampu.

Saat ini jenazahnya tengah berada di Kamar Jenazah  Rumah Saklit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jalan Salemba Raya, Jakarta. Keluarganya tengah mengurus kepulangan jenazah itu. Sementara itu ketika berita duka ini tersebar ibunya sedang dalam perjalanan pulang dari Palembang setelah merayakan tahun baru Imlek bersama kakak Desi.

Misteri
Menurut Tham Tethi, hingga hari ini Desi masih melajang dan sehari-hari cenderung pendiam. Sementara di mata sanak keluarganya, kata Tham,  Devi terkesan sebagai anak baik dan taat beribadah. Dibadingkan saudara-saudarnya ia paling rajin ke gereja.

Oleh sebab itu keluarganya tak percaya bahwa hidup Devi harus "pergi" secara mendadak. Tham mengaku tak paham atas kehilangan terbesar dalam hidupnya secara tiba-tiba itu.

Jumat pagi,  sebelum ditemukan tewas Devi mengaku akan pergi untuk berbelanja. Namun karena kehujanan Devi pulang lagi untuk mengganti pakaiannya. Sesudah berganti pakaian ia pergi lagi.

"Katanya mau ke ITC Cempaka Mas (Pusat Grosir di kawasan Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat). Begitu ganti baju, dia langsung pergi lagi. Saya nggak tahu apa-apa," kata Tham.

Saat itu, tambahnya, Desi mengenakan celana pendek, kaos putih dan tas cangkong. "Kok bisa saya," ratap Tham, lelaki berperawakan kecil itu, sambil menitikkan air mata.

Terkait kehidupan pribadi putrinya Tham Tethi mengemukakan,  sampai hari ini Desi belum punya pacar dan tampil sebagai anak pendiam di rumah. Namun Tham juga mengatakan, Desi sering bercanda dengan adiknya, Joni (24). Hanya saja ia cenderung tidak banyak bicara dengan orangtuanya terutama ayahnya.

Oleh sebab itu pula Desi tak pernah bercerita soal pekerjaannya kepada ayahnya. Dia juga tidak pernah mengemukakan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. "Di rumah mah nggak pernah ada masalah apa-apa. Sama tetangga juga baik. Nggak pernah omong banyak," katanya.

Terkait persoalan ekonomi sebagaimana disebut-sebut oleh Simatupang, Tham mengatakan, "Saya sering bilang sama Desi. Persoalan di rumah nggak usah dipikirin. Yang penting kita masih bisa makan."

Di Ruang Jenazah RSCM juga hadir Joni (24) adik Desi  sempat terlihat syok dan pucat begitu melihat jenazah kakaknya. Air matanya terus berlinang. Saat wartawan mencoba mengonfirmasi tragedi yang menimpa kakaknya, dia hanya bisa mengangguk atau menggeleng.

Selain Joni juga tampak hadir sejumlah sanak-kerabat Desi. Namun ketika diajak berbicara untuk dimintai keterangan salah satu dari mereka mengatakan tidak akan memberikan keterangan dengan alasan keluarga masih dalam situasi berduka. (BOB)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com