Saat itu uang di rekening korban Rp 2,5 juta. Tapi, pelaku hanya bisa menarik Rp 1,8 juta. Para perampok kemudian memaksa korban untuk mengisi ATM sebesar Rp 5 juta. Liy dipaksa meminjam ke teman dan segera menstransfer ke rekeningnya. "Tapi, teman saya hanya bisa meminjamkan Rp 2,5 juta. Terus saya disuruh pinjam ke teman lainnya," katanya.
Saat menunggu transfer kedua kalinya, korban diajak berputar-putar. Liy dibawa ke Rawamangun, Jakarta Timur, dan Rawasari, Jakarta Pusat. Pukul 18.00 ia diturunkan di sebuah bengkel di Pondokbambu, Jakart Timur, dan diberi Rp 15.000. "SIM card dan tas saya juga dikembalikan," katanya.
Minggu (3/2) siang, ia melaporkan kasus ini ke Polsektro Mampang, Jaksel. Karena Liy tak bisa memberi keterangan mengenai nomor polisi taksi dan saksi, polisi hanya memberinya surat kehilangan. "Saya tidak puas. Oleh karena itu hari Senin (4/2) malam saya lapor ke polda," ujarnya.
Sementara itu Sus mengaku dirampok dalam perjalanan dari Hotel Mid Plaza menuju ke Plasa Sarinah. Oleh pengemudi taksi berwarna biru, ia dibawa berputar-putar. Sampai di sekitar Senayan, Jakarta Pusat, taksi berhenti. Sus berniat untuk melompat dari taksi, tapi usahanya terlambat karena dua perampok terlebih dahulu masuk. Ia diturunkan di sebuah tempat di Jaktim Selasa malam. (WID/HP/WARKOT)
SERANGKAIAN PERAMPOKAN PENUMPANG TAKSI
12 Maret: Listy dan Ida, Pintu I Senayan
19 April: Dona dan Tjung Lie, Jalan Jenderal Sudirman
2 Agustus: Rosa, Jalan Jenderal Sudirman
5 Oktober: Betty, Halte BNI, Dukuh Atas
24 Oktober: Liana, Jalan Abdul Muis, Gambir
7 November: Fani Erika Buaran, Jakarta Timur.
Sumber: Warta Kota
Catatan: Peristiwa Januari-November 2007 di Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.