Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menguat, Pembentukan Provinsi Luwu Raya

Kompas.com - 07/02/2008, 20:24 WIB

JAKARTA, KAMIS - Ribuan warga Tanah Luwu di Jakarta dan sekitarnya menghadiri Peringatan Hari Perlawanan Rakyat Luwu ke-62 di Gedung Olahraga, Jakarta Utara, Kamis (7/2). Acara berlangsung semarak dan dihadiri sejumlah tokoh masyarakat asal Tanah Luwu yang tergabung dalam Kerukunan Keluarga Tanah Luwu (KKTL) seperti Mayjen (Purn) TNI Muslim Massewa dan Fachri Andi Leluasa. Sejumlah artis ibu kota asal Sulsel
memeriahkan acara tersebut diantaranya Cici Paramida, Sarwana, Kondang In, dan artis ibu kota lainnya.

Dalam peringatan tersebut tercetus kembali keinginan masyarakat Tanah Luwu untuk memperjuangkan Pembentukan Provinsi Luwu Raya.

Dewan Penasehat KKTL Fachri Andi Leluasa mengatakan sudah sepantasnya Luwu Raya diwujudkan jadi provinsi terpisah dari Sulawesi Selatan karena daerah ini dianggap mampu mandiri. "Belajar dari sejarah sebenarnya Luwu Raya dulu adalah provinsi. Zaman Bung Karno tahun 63 sempat menjadikan Luwu Raya provinsi di Sulawesi dan ini berkembang terus sampai sekarang," ujar Fachri.

Dia mengatakan aturan yang ada memungkinkan Luwu Utara bisa menjadi provinsi. "Saya kira masyarakat Tanah Luwu dari dulu ingin menjadi provinsi sendiri. Selain SDM dan SDA, Tanah Luwu hampir memenuhi syarat jadi provinsi baru," katanya.

Pihaknya, lanjut Fachri, akan memperjuangkan terbentuknya Provinsi Luwu Raya dan diharapkan setelah pemilihan umum (Pemilu) 2009 sudah terealisasi. "Saya kira semua pihak harus duduk kembali membicarakan soal ini dan mengambil tindakan konkret," ujarnya.

Ketua Umum Badan Koordinasi dan Pembentukan Provinsi
Luwu Raya, Rakhmad Sujono mengatakan dalam waktu dekat DPRD Luwu Utara dan Luwu Timur akan menyusul Palopo dan Luwu memberi rekomendasi persetujuan pembentukan Provinsi Luwu Raya. "Apakah Toraja mau bergabung dengan Luwu Raya kami persilahkan. Kami tidak mengajak tapi kalau berkenan gabung tidak masalah," katanya.

Menurut Rakhmad, pengajuan pembentukan provinsi bukan karena alasan politik melainkan karena alasan pelayanan kepada masyarakat. "Bayangkan kita ke Makassar sampai delapan jam. Kalau kita bisa urus masalah di Luwu kenapa harus ke Makassar," katanya.

Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS)
Hasanuddin Massaile mengatakan sah-sah saja Luwu Raya memisahkan diri dari Sulsel. "Tapi harus membuat persiapan matang untuk menjadi provinsi baru. Jangan sampai terhenti di tengah jalan jadi harus dipikirkan apa yang diperlukan," katanya. (Persda Network/aco)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com