Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuddy Chrisnandi: Panglima TNI Harusnya Berani Tolak

Kompas.com - 20/01/2008, 17:01 WIB

JAKARTA, SABTU- Penunjukan dan pengangkatan penjabat Aspers Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Mayjen Tanribali Lamo, oleh pemerintah menjadi penjabat sementara (Pjs) Gubernur Sulawesi Selatan mendapat penolakan dan reaksi keras.
 
Menurut Anggota Komisi I dari Fraksi Partai Golkar, Yuddy Chrisnandi, Sabtu (19/1), selain terjadi kekeliruan besar, keputusan yang diambil pemerintah itu sangat berisiko menyeret kembali TNI ke dalam birokrasi sipil seperti menjadi praktik politik pemerintahan Orde Baru.

"Seharusnya Panglima TNI berani memberi pertimbangan untuk menolak jika ada perwira aktifnya ditunjuk pemerintah masuk ke dalam struktur birokrasi sipil. Apalagi masuk ke dalam peta konflik yang masih tengah berlangsung seperti itu," ujar Yuddy.

Selain itu Yuddy menilai keputusan pemerintah mengangkat Tanribali sangat bertentangan dengan semangat reformasi TNI yang telah menghapuskan lembaga kekaryaannya.

Saat ini sesuai UU TNI, institusi tersebut hanya bertugas sebagai alat pertahanan profesional, yang dilarang terlibat urusan politik.
 
Kerdilkan Sipil

Yuddy juga berpendapat, apa pun alasannya, pemerintah telah melakukan suatu kemunduran besar, yang secara tidak langsung mengerdilkan kemampuan sumberdaya manusia (SDM) sipil untuk menempati pos yang diperlukan.

"Kesan men-superioritas-kan TNI seperti itu berbahaya dan bisa membangkitkan kembali sentimen dan kekhawatiran kembalinya praktik dwifungsi ABRI," ujar Yuddy.

Dalam kasus ini, tambah Yuddy, sangat lah wajar jika kemarin muncul kekhawatiran TNI diperalat kekuasaan politik. Dia menyarankan Presiden sebaiknya menunjuk Pjs lain dari kalangan sipil atau memensiunkan Tanribali.

"Presiden melakukan itu berdasarkan masukan para pembantunya. Hal ini berbahaya bila para pembisik presiden adalah orang-orang berwawasan sempit dan tidak pro reformasi. Mengapa Mendagri tidak tanggap atau malah pura-pura tidak paham?" ujar Yuddy. (DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com