Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sanatorium Dharmawangsa, Pusat Penanganan Stres Hingga Skizofrenia

Kompas.com - 11/01/2008, 01:29 WIB

SEPERTI halnya sakit fisik, sakit jiwa atau mental adalah hal wajar yang bisa mengenai siapa saja. Sanatorium Dharmawangsa adalah tempat yang tepat untuk membantu mereka yang mengalami berbagai gangguan jiwa. 

Sanatorium Dharmawangsa merupakan rumahsakit jiwa swasta pertama di Indonesia. Pendirinya adalah Prof. Dr. R. Kusumanto Setyonegoro, Sp.KJ, sesepuh di kalangan dokter ahli jiwa di Indonesia.

Sejak tahun 1998, rumahsakit ini dikelola dengan manajemen baru dan berubah menjadi Professional Centre For Stress, Depression, & Schizophrenia. Memang di sinilah penanganan terhadap masalah stres, depresi, dan skizofrenia dilakukan secara profesional. Untuk gangguan jiwa lain juga tersedia pelayanan memadai.
 
"Pada prakteknya kami menerima semua jenis gangguan jiwa, dari yang ringan hingga yang berat," ujar Dr. L. Suryantha Chandra, Direktur Utama Sanatorium Dharmawangsa.

Ia lalu menguraikan tentang berbagai gangguan jiwa di antaranya cemas, depresi, psikotik (salah satunya skizofrenia), gangguan afektif (sering sedih, maniakal, banyak tertawa, banyak optimis, banyak aspirasi), paranoid (suka curiga), hingga gangguan banyak zat (pecandu alkohol dan obat-obatan).

Bisa Dijemput
Pasien ketergantungan obat, terutama putaw dan heroin menduduki persentase terbanyak yang berobat, di samping pasien skizofrenia. Pusat layanan ini menerima pasien rawat jalan paling tidak 500-600 orang setiap bulannya. Saat ini ada sekitar 60 pasien yang tengah menjalani rawat inap.
 
Sejak tahun 1998 di sini juga melayani pasien anak-anak. Untuk mengakomodasi  kebutuhan itulah kemudian disediakan 3 orang psikiater anak. Mereka juga ahli dalam menangani pasien lanjut usia.

Sanatorium Dharmawangsa memiliki tenaga ahli 20 orang psikiater, 2 orang dokter umum, 3 psikolog, dan 2 pekerja sosial. "Kami juga terbuka bagi mahasiswa yang ingin melakukan coaching hospital," terang Dr. Chandra.

Bagi pasien dengan gangguan jiwa ringan biasanya cukup menjalani rawat jalan. Sementara pasien dengan gangguan berat harus menjalani perawatan inap.

Kebanyakan mereka ini tidak sadar bila dirinya sakit, sehingga untuk minum obat pun kadang harus dipaksa. Namun lambat laun kesadaran mereka akan muncul dan kemudian sanggup minum obat sendiri.

Ada kalanya pasien sulit sekali diajak berobat. Untuk itu rumahsakit menawarkan layanan penjemputan. Pihak paramedis kadang terpaksa melakukan tindakan penyuntikan untuk menenangkan pasien, demi memudahkan membawa pasien ke tempat perawatan. Tak jarang penjemputan dilakukan ke lokasi yang jauh, seperti ke Bogor, Bandung, Lampung, bahkan hingga ke Surabaya.

Bisa Tidur Terus
Kondisi tiap pasien tentu saja berbeda-beda. Ada yang selalu marah-marah, tidak bisa tidur, pidato di mana-mana, atau mengamuk. Pada pasien seperti ini diperlukan suntikan dan obat oral.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com