Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sembuhkan Alergi Tanpa Jarum Suntik

Kompas.com - 11/01/2008, 00:23 WIB

Patch test dilakukan dengan menempatkan bahan-bahan kimia dalam tempat khusus (finn chamber) lalu ditempelkan pada punggung pasien. Waktu yang digunakan sekitar 48 jam dan selama pemeriksaan pasien dianjurkan untuk tidak melakukan kegiatan jasmani atau bekerja keras.

Bagian tubuh yang ditempel juga tidak boleh terkena air, supaya tempelan bahan kimia itu tidak terkelupas. Dua hari kemudian pasien diminta datang kembali dan tes tersebut akan diangkat serta dibaca oleh dokter. Reaksi pada tes ini lambat, makanya setelah 72 jam dihitung sejak bahan ditempel pada punggung baru, bisa dilepas.

Jenis tes yang terakhir adalah tes darah. Pada kasus alergi umumnya terdapat jenis antibodi IgE yang meningkat. Contohnya, orang yang alergi terhadap susu, akan menunjukkan adanya peningkatan IgE terhadap susu. Harapannya bila telah ditemukan penyebabnya, cara mengatasinya cukup dengan menghindari pencetus tadi. Namun kadang tidak segampang itu. Karenanya perlu diadakan uji darah dengan dibarengi diit alergi.

Pemeriksaan Fungsi Paru
Pemeriksaan lainnya lebih ditujukan kepada penderita asma. Salah satu gejala asma adalah sesak nafas dan batuk. Terkadang pada asma yang akut timbul bunyi. Bila hal itu terjadi perlu diadakan pemeriksaan dengan alat peak flow meter atau  spirometri. Bila fungsi paru dinyatakan jelek baru diberikan obat inhalasi.
 
Pemeriksaan fungsi paru tadi untuk mengetahui apakah ada kenaikan persentasi penyakit atau tidak. Pada orang yang diduga memiliki riwayat asma, tetapi saat pemeriksaan tidak dijumpai adanya gejala, biasanya akan dilakukan tes fungsi paru. Setelah itu baru diberikan obat asma yang namanya alat nebulasi.

Sebelum ditemukan alat ini dokter kerap memberikan suntikan adrenalin. Di klinik ini sudah tidak lagi menggunakan suntikan tersebut. "Di sini tidak menggunakan adrenalin karena banyak sekali efek sampingnya. Terkadang tensi darah pasien bisa naik, biasanya itu terjadi pada orang tua. Di daerah-daerah alat ini masih langka, maka saya tak menyalahkan bila dokter menggunakakn suntikan andrenalin," ujar  anggota American Academy of Allergy and Immunology ini.

Pasien yang mengikuti perawatan di klinik ini juga mendapat learning centre (LC). Dalam LC setiap pasien diberi penyuluhan khusus secara perorangan oleh dokter. Misalnya, penjelasan rinci mengenai faktor-faktor pemicu. Dengan cara ini pasien akan lebih mengenal kondisinya, sehingga mereka lebih mandiri dalam mencegah kekambuhan penyakitnya.

Klinik Alergi dan Imunologi
Jl. Sisingamangaraja No. 49/51
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Telp. (021) 7223259-60, 7221445
Fax. 7395756

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com