Dia juga kaget karena ucapan selamat dilontarkan Surya Paloh setelah penetapan suara terbanyak hasil pilpres, bukan penetapan pemenang pilpres.
"Ketika tanggal 20 Maret itu diumumkan dan suara terbanyak Prabowo-Gibran, saya dan teman-teman lainnya syok ketika Surya Paloh sebagai partai pendukung 01 mengucapkan selamat kepada Prabowo-Gibran atas kemenangannya," kata Refly dalam acara Gaspol Kompas.com, tayang Jumat (10/5/2024) malam.
Refly mengatakan, karena ucapan Surya Paloh itu, hampir saja para relawan menurunkan bendera Nasdem di Sekretariat Timnas Anies-Muhaimin di Jalan Diponegoro 10, Menteng, Jakarta Pusat.
Ia juga turut mengkritik sikap Surya Paloh, tetapi petinggi Partai Nasdem kemudian menelepon dan menyebutkan Surya Paloh serta Prabowo Subianto adalah kawan lama.
"Kok bisa, dan saya menganalisis kok heran kenapa? Betul dia suara terbanyak tapi pertempuran belum selesai karena masih ada MK. Saya kritik, akhirnya saya ditelepon tokoh senior di partai itu, yang kurang lebih mengungkapkan ya mereka teman baik, long-long story," ucap dia.
Karena peristiwa itu, Refly menyimpulkan, dalam pilpres ini, siapa pun yang menang, Surya Paloh dan Prabowo akan saling menjaga kepentingan berkuasa mereka masing-masing.
"Jadi kesimpulan ya waktu itu adalah, siapa pun yang menang, mereka akan saling ajak. Akan saling dalam tanda kutip membela kepentingan masing-masing saling melindungi," ucap dia.
Namun, di sisi lain, kata dia, tingkah Surya Paloh itu sangat melukai relawan perubahan yang sangat militan memperjuangkan kemenangan Anies-Muhaimin.
"Karena itu tidak heran, buru-buru dia mengatakan, nah itu melukai orang seperti saya, relawan yang menyediakan diri tanpa dibayar untuk berjuang mempertahankan pemilu yang Jurdil ke MK," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2024/05/11/16012111/refly-harun-ungkap-bendera-nasdem-hampir-diturunkan-relawan-amin-setelah