Salin Artikel

Ramai Unjuk Rasa jelang Putusan MK, Menko Polhukam: Hak Demokrasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto tidak mempersoalkan aksi-aksi unjuk rasa yang digelar menjelang sidang putusan sengketa hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Hadi mengatakan, aksi unjuk rasa merupakan bagian dari hak dalam demokrasi yang wajib dihargai oleh pemerintah.

"Ya itu kan hak ya, hak demokrasi kita hargai, toh kita juga akan dengarkan apa yang mereka sampaikan," kata Hadi di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Namun demikian, Hadi menekankan bahwa pemerintah akan terus memperhatikan dinamika yang terjadi supaya sidang sengketa hasil Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK) dapat bejalan lancar.

Mantan panglima TNI ini juga menyebutkan bahwa pemerintah akan menyiapkan skema untuk mengamankan sidang pengucapan putusan yang akan digelar pada Senin (22/4/2024) mendatang.

"Kalau namanya suatu kegiatan kita kan pasti ada mitigasi ya, mitigasi ya kita tetap menjaga keamanan, kemudian kita punya rencana-rencana aksi supaya semuanya bisa aman, damai, dan terlindungi semuanya," kata Hadi.

Seperti diketahui, sejumlah elemen masyarakat menggelar aksi unjuk rasa di sekitar MK menjelang sidang putusan sengketa hasil Pilpres 2024.

Misalnya, pendukung pasangan calon nomor urut 2 Prabowo-Gibran menggelar unjuk rasa pada Kamis hari ini dan Jumat (19/4/2024) besok dalam rangka mengawal sidang MK.

Dikutip dari Tribunnews.com, pada hari ini juga ada tiga kelompok unjuk rasa yang meminta kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud menerima hasil Pilpres 2024.

https://nasional.kompas.com/read/2024/04/18/18225561/ramai-unjuk-rasa-jelang-putusan-mk-menko-polhukam-hak-demokrasi

Terkini Lainnya

Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Nasional
Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Nasional
KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

Nasional
Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Nasional
Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Nasional
Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Nasional
Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Nasional
Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Nasional
Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Nasional
Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Nasional
Mengganggu Pemerintahan

Mengganggu Pemerintahan

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Nasional
Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Nasional
Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke