Ia menyebut, yang disampaikan Franz Magnis omong kosong.
Hal itu disampaikan Yusril saat memberikan pertanyaan kepada ahli Hasan Nasbi dalam sidang sengketa pilpres di ruang sidang Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (4/4/2024).
Yusril mengatakan, Romo Magnis menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai mafia melakukan kejahatan bantuan sosial.
"Apakah orang-orang ini termasuk pastor ini bicara tanpa data? Bicara omong kosong, tidak mengerti atau memanipulasi segala sesuatu untuk kepentingannya sendiri," kata Yusril kepada Hasan.
"Apa pendapat Saudara orang yang ngomong tanpa data seperti ini?" kata Yusril.
Ahli Hasan kemudian menjawab, pendapat Romo Magnis perlu diberikan penghargaan dengan dasar kepakaran.
"Tapi kalau kita bicara soal yang harusnya by data, tetapi berbicara berdasarkan perasaan, harus dikritisi dan harus dipertanyakan," ucap Hasan.
Ia kemudian menyebut, membaca data statistik tidak bisa menggunakan perasaan dan harus dimengerti bahwa pengaruh bansos tidak memiliki keterkaitan dengan elektabilitas Prabowo-Gibran.
"Mungkin slip of tongue, mungkin kecapekan karena puasa, bisa saja, itu hipotesisnya," tutur Hasan.
"Tapi saya ingin luruskan tidak bisa data itu dibaca dengan cara yang lain, mau dia ahli statistik 01, 02, 03, tidak bisa membaca ini dengan cara yang lain," ucap dia.
Kuasa hukum capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Ronny Talapessy kemudian menyanggah bahwa Romo Magnis tidak mengomentari soal statistika, tetapi memberikan pandangan terkait bansos yang diguyurkan jelang pemilu lewat etika dan moralitas.
"Mohon izin, terkait Romo Magnis itu berbicara terkait moral dan etika ya, dan pandangan dari Romo Magnis tolong dihargai," ucap Ronny.
Sebelumnya, Guru Besar Filsafat STF Driyarkara, Franz Magnis Suseno menyatakan bahwa seorang presiden tidak ubahnya seperti pemimpin organisasi mafia bila menggunakan kekuasaannya hanya untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu.
Hal ini disampaikan Romo Magnis saat dihadirkan sebagai ahli oleh kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD dalam sidang lanjutan sengketa hasil pemilihan presiden (Pilpres) 2024 di MK, Selasa (2/4/2024).
"Memakai kekuasaan untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu membuat presiden menjadi mirip dengan pimpinan organisasi mafia," kata Romo Magnis, Selasa.
Romo Magnis mengungkapkan, presiden adalah penguasa atas seluruh masyarakat yang harus sadar bahwa tanggung jawabnya adalah keselamatan seluruh bangsa, sehingga tidak boleh menggunakan kekuasaan demi keuntungan pribadi dan keluarganya.
Dia pun menekankan, seorang Presiden harus menjadi milik semua, bukan hanya milik mereka yang memilihnya.
"Kalaupun dia misalnya berasal dari satu partai, begitu dia menjadi presiden segenap tindakannya harus demi keselamatan semua," kata Romo Magnis.
https://nasional.kompas.com/read/2024/04/04/20554111/serangan-balik-yusril-ke-magnis-suseno-sebut-bicara-omong-kosong