Diketahui, Sihol diperiksa sebagai tersangka oleh penyidik di Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta pada Rabu (3/4/2024). Namun, dia tidak ditahan.
Djuhandhani mengatakan, Sihol tidak ditahan karena mempertimbangkan faktor usia yang sudah berumur yakni 65 tahun.
"Sementara yang bersangkutam kita tidak lakukan penahanan dengan alasan juga melihat usia," ujar Djuhandhani dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu malam.
Selain itu, Guru Besar Universitas Jambi ini juga dinilai kooperatif menjalani proses hukum.
"Selama proses ini juga koperatif dengan penyidik. Kita komunikasi terus termasuk dengan penasehat-penasehat hukumnya," katanya.
Lebih lanjut, Djuhandhani menyebut pihaknya mencecar Sihol dengan 48 pertanyaan selama proses pemeriksaan.
Menurut dia, pertanyaan terkait dengan apa saja yang dilakukan Sihol dalam kasus ini hingga kronologi adanya program ferienjob tersebut.
Djuhandhani juga mengungkapkan bahwa Sihol mengaku bahwa tidak pernah mengatakan bahwa program ferienjob sebagai magang.
Oleh karena itu, Djuhandhani mengatakan, Polisi akan kembali mendalami soal hal tersebut.
"Karena selama ini yang disampaikan oleh universitas yang dipromosikan oleh yang bersangkutan, bersangkutan menyampaikan bahwa itu dikaitkan ataupun dibuat sedemikian rupa sehingga mahasiswa menyatakan bahwa ini adalah kegiatan program ferienjob," ujar Djuhandhani.
Sebagaimana diketahui, Polri telah menetapkan lima tersangka kasus dugaan TPPO bermodus magang atau ferienjob di Jerman. Kelimanya yakni inisial AJ (52), SS (65), MZ (60), ER alias EW (39), dan A alias AE (37).
Untuk tersangka AJ (52), SS (65), MZ (60) tidak ditahan namun dikenakan wajib lapor. Sedangkan dua tersangka lainnya berstatus buron dan diduga berada di Jerman.
Dalam kasus ini, SS disebut berperan membuat program ferienjob seolah-olah sebagai Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
"Saudara SS membawa program ferienjob ke universitas untuk magang di Jerman dan mengemas ferienjob masuk ke dalam MBKM," kata Djuhandhani di Mabes Polri, Jakarta pada 27 Maret 2024.
SS juga disebut mensosialisasikan program ferienjob dan menjanjikan program ini merupakan program unggulan untuk para mahsiswa.
Bahkan, SS juga menjanjikan bahwa pengalaman program ferienjob bisa dikonversikan menjadi 20 sistem kredit semester (SKS) di kampus masing-masing.
"(SS) mengenalkan PT SHB dan CV Gen kepda pihak kampus," ujar Djuhandhani.
Terkait kasus ini setidaknya ada sekitar 1.047 mahasiswa menjadi korban dan 33 kampus terlibat.
Kampus-kampus itu bekerja sama dengan sebuah perusahaan yakni PT SHB untuk mengirim mahasiswa mereka ke Jerman lewat modus program magang Kampus Merdeka.
PT SHB selaku perekrut menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi yang dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU).
PT SHB juga mengklaim programnya bagian dari program MBKM Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Padahal, program perusahan PT SHB ini tidak termasuk dalam program MBKM Kemendikbud Ristek.
Selain itu, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI juga menyampaikan bahwa PT SHB tidak terdaftar sebagai perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia (P3MI) di data base mereka.
https://nasional.kompas.com/read/2024/04/04/06331011/bareskrim-ungkap-alasan-tak-tahan-tersangka-kasus-dugaan-tppo-ferienjob