Salin Artikel

Di DPR, PT Timah Ungkap Alasan Merugi Rp 450 Miliar

Dani menyebut PT Timah merugi segitu banyaknya karena harga jual sedang menurun dan mengakibatkan pendapatan dari penjualan perusahaan menurun.

Hal tersebut Dani sampaikan dalam rapat dengar pendapat antara PT Timah dan Komisi VI DPR, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (2/4/2024).

"Dari sisi kinerja keuangan, penurunan volume penjualan logam dan karena ada penurunan harga jual logam, maka pendapatan perusahaan juga menurun. Jadi dari tahun sebelumnya tahun 2022 itu sekitar Rp 12 triliun menjadi hanya Rp 8 triliun di tahun 2023. Begitu juga dengan EBITDA mengalami penurunan sebesar 71 persen dari sebelumnya Rp 2,3 triliun menjadi Rp 684 miliar saja," ujar Dani.

Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron lantas mempertanyakan kenapa PT Timah bisa rugi hingga Rp 450 miliar.

Herman menilai, pendapatan PT Timah sangat anjlok dari tahun-tahun sebelumnya.

"Tapi kenapa kemudian dari EBITDA Rp 684 miliar, kemudian menjadi minus Rp 450 miliar? Apa faktor utama yang jadi malah rugi? Bahkan kalau dilihat dari pendapatan kan anjlok sekali ke EBITDA hanya Rp 684 miliar. Apa yang menyebabkan itu?" ujar Herman.

Dani mengakui, produksi PT Timah mengalami penurunan yang sangat jomplang.

Terlebih, beban operasional perusahaan masih tetap tinggi meski produksinya menurun.

"Bebannya tetap, peak cost-nya tetap. Tapi pendapatan kita jauh menurun karena produksinya juga jauh menurun. Produksi menurun ditambah parah lagi harga jual timah juga menurun sehingga pendapatan itu jomplang jauh sekali," tutur Dani.

Dalam catatan yang dipaparkan Dani, PT Timah tercatat turun 33 persen di tahun 2023 menjadi hanya Rp 8,39 triliun, padahal di tahun 2022 sempat menyentuh Rp 12,5 triliun.

Walhasil, PT Timah mengalami rugi bersih Rp 450 miliar, padahal di tahun 2022 sempat mendapatkan laba hingga Rp 1,04 triliun.

Terkait harga timah turun, Dani mengungkit dunia yang tengah kebanjiran pasokan timah yang membuat harganya turun.

Menurut Dani, harga rata-rata timah per metrik ton mengalami penurunan sejak tahun 2021.

Pada 2021, harga rata-rata mencapai 32.169 dollar AS, kemudian turun di 2022 menjadi  31.474 dollar AS, hingga akhirnya di 2023 menjadi 26.583 dollar AS per metrik ton.

"Penurunan produksi, harga jual menurun itu karena di pasar dunia itu oversupply," ucap Dani.

https://nasional.kompas.com/read/2024/04/02/22480771/di-dpr-pt-timah-ungkap-alasan-merugi-rp-450-miliar

Terkini Lainnya

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

Nasional
4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

Nasional
Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Nasional
Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Nasional
Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Nasional
Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Nasional
Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Nasional
Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Nasional
Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Nasional
Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

Nasional
Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Nasional
Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Nasional
PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke