JAKARTA, KOMPAS.com - Public Virtue Research Institute (PVRI) merilis penelitian dengan judul Potensi Kekerasan Elektoral dari Kecurangan Pilpres 2024 di Indonesia.
Dari penelitian yang dilakukan pada Pemilu 2024, Peneliti PVRI Naziful Haq menyimpulkan adanya kecurangan yang masif dan terjadinya praktik politik uang.
"Pemilu banyak banget kecurangan, banyak banget praktik money politic ya," katanya dalam konferensi pers yang digelar Rabu (19/3/2024) di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Dalam pemaparannya, kecurangan diwarnai dengan pelanggaran etika dan penistaan terhadap konstitusi yang melibatkan multi aktor.
Sebab itu, dapat disimpulkan kecurangan ini bisa berpotensi menciptakan konflik kekerasan elektoral yang tinggi.
"Ketika konflik tak bisa dimediasi secara damai, kekerasan itu menjadi salah satu cara menyelesaikan," katanya.
Ada lima potensi konflik yang dipaparkan Naziful Haq. Pertama, dinamika di daerah yang mungkin akan meningkat.
Kedua relasi kelompok agama yang bisa menjadi semakin renggang karena dimanfaatkan untuk politik praktis.
Ketiga, gesekan antara aparat dan warga sipil, keempat pengerahan masa pendukung oleh kandidat calon presiden tertentu dan terakhir potensi konflik yang digunakan oleh pemenang pasca pemilu.
Adapun penelitian ini menggunakan metode interpretasi kasus, analisis modal sosial dan analisis wacana.
Data yang digunakan melalui kajian pustaka seperti literatur ilmiah, laporan dan produk jurnalistik.
Data lainnya berupa wawancara ahli mulai dari guru besar ilmu hukum, peneliti politik, dosen, pakar, aktivis hak asasi manusia, aktivis hukum dan aktivis demokrasi.
https://nasional.kompas.com/read/2024/03/20/09250191/penelitian-pvri-pemilu-2024-banyak-kecurangan-dan-berpotensi-picu-konflik