Salin Artikel

Orasi di Kampanye Ganjar, Adian: Mereka Boleh Ambil Aparat, Kita Ambil Hati Rakyat!

Adian mengatakan, apabila kandidat lain dapat merebut aparat dan pejabat daerah, pendukung Ganjar-Mahfud harus bisa merebut hati rakyat.

"Mereka boleh ambil pejabat-pejabat mereka boleh ambil aparat-aparar, kita ambil suara rakyat. Biarkan mereka merebut aparatur, biarkan merebut lejabat, kita rebut hati-hati rakyat," kata Adian dalam kampanye Ganjar-Mahfud di Lapangan Tegallega, Bandung, Minggu (21/1/2024).

Adian mengaku telah mendengar kabar bahwa pejabat daerah dan aparat berpihak kepada salah satu kandidat, sebagaimana video yang tersebar luar di media sosial.

Menurut dia, situasi itu tidak perlu dikhawtirkan karena pendukung Ganjar-Mahfud bisa merebut suara hingga ke satuan terkecil di tengah masyarakat.

"Kalau gubernurnya ke sebelah sana, masuk ke bupatinya, kalau bupatinya ke sebalah sana, masuk ke camatnya, kalau camatnya ke sebelah sana, masuk kepala sesanya, kalau kepala desanya di sebelah sana, masuk langsung ke rumah-rumah rakyat," kata Adian.

"Jangan takut, jangan takut, Wiji Tukul katakab dulu, ketakutan hanya akan memperpanjang barisan perbudakan. Jangan pernah takut untuk alasan apa pun," kata dia.

Adian mengatakan, Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 semestinya tidak hanya dipandang sebagai momentum dalam memilih calon pemimpin.

Ia mengingatkan, pemimpin yang terpilih kelak bakal berdampak besar terhadap kehidupan masyarakat Indonesia.

"Tanggal 14 Februari adalah waktu bagi kita untuk memilih pada siapa keluarga kita ditititpkan, pada siapa upah buruh ditetapkan, pada siapa rakyat miskin dipedulikan, pada siapa rakyat Indonesia diselamatkan," kata Adian.

https://nasional.kompas.com/read/2024/01/21/14562801/orasi-di-kampanye-ganjar-adian-mereka-boleh-ambil-aparat-kita-ambil-hati

Terkini Lainnya

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya Sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya Sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Nasional
Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Nasional
Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan soal Uang, tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan soal Uang, tapi Program

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke