Salin Artikel

Kilas Balik Tsunami Aceh dan Kisah Martunis Jadi Anak Angkat Cristiano Ronaldo

Bermula dari gempa beberapa kali, ombak setinggi kurang lebih 20 meter membuat beberapa kota di provinsi itu lumpuh.

Dilansir Harian Kompas yang terbit pada 29 Desember 2004, kekuatan gempa yang terjadi berada di Samudra Hindia pada kedalaman sekitar 10 kilometer di dasar laut.

Wilayah sumber gempa berjarak sekitar 149 kilometer sebelah barat Meulaboh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (namanya saat itu).

Gempa yang berlangsung selama kurang lebih 10 menit ini tercatat mempunyai magnitudo sekitar 9,0. Setelah itu gelombang tsunami mulai memberikan dampaknya pada wilayah Aceh dan sebagian di Sumatera Utara. Tsunami ini kemudian bergerak menyebar ke arah pantai-pantai.

Jarak pantai Sumatera terdekat dengan episenter gempa bumi utama diperkirakan 125 km. Kecepatan rambat gelombang tsunami dapat mencapai 800 km per jam di samudra dalam dan bebas.

Mendekati pantai yang dangkal dan dengan kecepatannya yang besar, gelombang tsunami menjadi tinggi dan kemudian terempas ke arah daratan.

Tsunami yang menerjang Aceh dan beberapa negara dekat Samudra Hindia banyak menimbulkan korban jiwa.

Setidaknya tercatat dari Sumatera sampai Kepulauan Andaman, Thailand, India Selatan, Sri Lanka dan sebagian Afrika, ada sekitar 230.000 orang yang tewas di 14 negara.

Kerusakan parah terjadi di wilayah Aceh dengan kurang leih sekitar 170.000 orang tewas. Semua bangunan hancur yang berada di sekitar pantai dan ratusan orang kehilangan tempat tinggalnya.

Minggu pagi, 26 Desember 2004, adalah hari yang kelam bagi Martunis. Hari itu adalah hari dimana Martunis kehilangan ibu, kakak, adiknya saat bencana tsunami di Aceh.

Kala itu, Martunis berencana bermain sepak bola bersama teman-temannya di lapangan sepak bola. Martunis saat itu memakai jersey tim nasional Portugal bajakan yang ia beli di Banda Aceh.

Saat sedang bermain sepak bola bersama teman-temannya, tiba-tiba datang gelombang tsunami yang menghantam Aceh.

Martunis yang saat itu baru duduk di kelas III Sekolah Dasar bersama ibunya, Salwa; kakak laki-laki, Nurul A'la (12 tahun); dan adiknya, Annisa (2 tahun), berupaya menyelamatkan diri dengan menumpang pikap tetangganya.

Pada saat itu, ayah Martunis sedang bekerja di tambak. Saat menaiki pikap tetangganya, mobil pikap itu tidak terselamatkan saat digulung ombak tsunami. Martunis, ibu, dan dua saudaranya tenggelam bersama mobil yang ditumpangi.

Ibu, kakak, dan adiknya hilang terseret arus tsunami sehingga berpisah selamanya. Adapun Martunis yang selamat dari bencana tsunami itu.

Martunis yang selama 19 hari terombang-ambing di laut tersangkut di hutan bakau, menjadi viral berkat foto Martunis di dunia maya seusai bencana tsunami pada 2004.

Hal menarik, ketika diselamatkan, Martunis mengenakan jersey sepak bola tim nasional Portugal dengan nomor punggu 10 milik Rui Costa.

Setelah mengetahui hal tersebut, Cristiano Ronaldo yang saat itu masih membela Manchester United, menyempatkan menemui Martunis di Aceh dan mengangkat Martunis sebagai anaknya.

"Mereka biayain semua, sekolah dari SD sampai kuliah. (Tapi) enggak kuliah, enggak suka kuliah," kata Martunis dikutip dari YouTube deHakims Story.

"Kalau misal baik, ya baik banget. Dikasih mobil waktu itu, tapi kata dia kalau belum bisa nyetir, misal balik lagi ke Portugal, belajar nyetir, harus belajar bahasa Portugis juga," lanjutnya.

Saat beranjak SMA dan latihan bola di Portugal, Martunis kembali merasakan kebaikan hati Ronaldo sebagai ayah angkatnya. Martunis merasa hidupnya berubah menjadi seperti sultan setiap berada di Portugal.

"Apa pun yang saya minta waktu itu langsung dikasih sama dia kalau tinggal di Portugal. Malah ditanyain 'kamu di sini tinggal di mana, kalau misal enggak betah di asrama, mau apartemen silakan, bilang. Di hotel oke, boleh,' kata dia," ucap Martunis.

"Kalau misal tinggal di Portugal, udah kayak sultan kita," sambung dia disertai tawa.

Pernah saat masih remaja, Ronaldo memberinya tiga kesempatan untuk meminta sesuatu dan pasti dikabulkan, dengan beberapa syarat.

"Pokoknya apa yang saya minta dikasih, yang penting harus dengerin apa kata dia, harus kerja keras, latihan, jangan keluar malam, jangan ke tempat diskotik, jangan minum alkohol," ujar Martunis.

Tapi saat itu ayah Martunis menolak karena merasa kondisinya sudah jauh lebih baik. Terlepas dari banyak kebaikan Ronaldo yang dia terima, Martunis mengaku tidak pernah meminta hal yang berlebihan.

"Saya enggak minta yang macem-macem. Saya minta yang perlu aja," ujar Martunis membuat Irfan Hakim memuji sikapnya.

(Penulis: Aswab Nanda Pratama, Kevin Topan Kristianto, Rintan Puspita Sari | Editor: Bayu Galih, Ferril Dennys)

https://nasional.kompas.com/read/2023/12/26/08495711/kilas-balik-tsunami-aceh-dan-kisah-martunis-jadi-anak-angkat-cristiano

Terkini Lainnya

MK: Anwar Usman Tetap Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

MK: Anwar Usman Tetap Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

Nasional
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Singgung soal Konsep 'Link and Match'

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Singgung soal Konsep "Link and Match"

Nasional
MK Didesak Larang Anwar Usman Putus Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya

MK Didesak Larang Anwar Usman Putus Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya

Nasional
Try Sutrisno Peringatkan Prabowo Jangan Ceroboh Tambah Kementerian

Try Sutrisno Peringatkan Prabowo Jangan Ceroboh Tambah Kementerian

Nasional
Kakak SYL Disebut Dapat Duit Rp 10 Juta Per Bulan dari Kementan

Kakak SYL Disebut Dapat Duit Rp 10 Juta Per Bulan dari Kementan

Nasional
PDI-P Tak Bakal Cawe-cawe dalam Penyusunan Kabinet Prabowo-Gibran

PDI-P Tak Bakal Cawe-cawe dalam Penyusunan Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Saksi Sebut Pedangdut Nayunda Nabila Dititip Kerja di Kementan jadi Asisten Anak SYL

Saksi Sebut Pedangdut Nayunda Nabila Dititip Kerja di Kementan jadi Asisten Anak SYL

Nasional
Gerindra: Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet

Gerindra: Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet

Nasional
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Dorong Pelibatan Unit Kerja Kreatif

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Dorong Pelibatan Unit Kerja Kreatif

Nasional
Cegah Jual Beli Suara, Perludem Minta MK Lanjutkan Sengketa PPP-Partai Garuda ke Pembuktian

Cegah Jual Beli Suara, Perludem Minta MK Lanjutkan Sengketa PPP-Partai Garuda ke Pembuktian

Nasional
Minta Pejabat Kementan Beli Mikrofon Rp 25 Juta, SYL: Saya Pinjam Dek

Minta Pejabat Kementan Beli Mikrofon Rp 25 Juta, SYL: Saya Pinjam Dek

Nasional
Zulhas Sebut Para Mendag APEC 2024 Sepakat Dorong Digitalisasi dalam Perdagangan di Era Modern

Zulhas Sebut Para Mendag APEC 2024 Sepakat Dorong Digitalisasi dalam Perdagangan di Era Modern

Nasional
Bantah Tak Solid, Elite PDI-P Sebut Semua Kader Boleh Berpendapat Sebelum Megawati Ambil Keputusan

Bantah Tak Solid, Elite PDI-P Sebut Semua Kader Boleh Berpendapat Sebelum Megawati Ambil Keputusan

Nasional
BNPT: Indonesia Berkomitmen Tindak Lanjuti Resolusi Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

BNPT: Indonesia Berkomitmen Tindak Lanjuti Resolusi Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

Nasional
PKS Akui Komunikasi dengan Anies dan Sudirman Said untuk Pilkada DKI

PKS Akui Komunikasi dengan Anies dan Sudirman Said untuk Pilkada DKI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke