Salin Artikel

Atikoh Ganjar Soroti Pedihnya Perempuan Jadi TKI Tinggalkan Anak, Singgung Sulitnya Lapangan Kerja

TRENGGALEK, KOMPAS.com - Istri calon presiden (Capres) nomor urut tiga Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti menyoroti pedihnya kaum perempuan yang menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.

Menurut Atikoh, ketika seorang perempuan menjadi TKI mereka harus meninggalkan anaknya yang masih dalam masa pertumbuhan.

Hal itu Atikoh sampaikan dalam talk show Curhat Perempuan di Pasar Pon, Trenggalek, Jawa Timur yang dihadiri ribuan orang. Acara itu dipandu istri Bupati Trenggalek, Novita Hardini Mochammad yang menjadi calon anggota DPR RI dari Fraksi PDI-P.

Mulanya, seorang warga Trenggalek bernama Tini Sulistiowati bertanya pada Atikoh bagaimana caranya agar perempuan di Trenggalek yang menjadi TKI ketika sudah pulang tidak lagi ke luar negeri.

"Karena banyak anak-anak yang terlantar," kata Tini, Senin (18/12/2023).

Atikoh lantas menjelaskan banyak orang memutuskan bekerja di luar negeri sebagai TKI karena persoalan lowongan pekerjaan. Ia tidak mempersoalkan jika posisi TKI Itu sebagai tenaga ahli di perusahaan asing.

Namun, kata Atikoh, tidak sedikit perempuan yang bekerja sebagai TKI di sektor informal. Adapun informal di antaranya seperti menjadi asisten rumah tangga.

Keputusan menjadi TKI itu bisa saja berasal dari munculnya harapan memperbaiki nasib setelah mendengar tetangganya bisa membeli sawah setelah bekerja di luar negeri.

"Tanpa mereka sadari ada yang dikorbankan dalam tanda kutip ya memang no pain no game, tidak ada sesuatu yang bisa dicapai dengan mudah," ujar Atikoh.

Meskipun pendidikan terhadap anak bisa digantikan oleh kakek, nenek, atau anggota keluarga lainnya, namun tetap saja terdapat hal yang tidak lengkap.

"Tentu tidak selengkap apabila sama orang tua kandungnya," tutur Atikoh.

Karena itu, Atikoh memandang jumlah TKI perku ditekan. Namun, hal itu sulit dilakukan jika lapangan pekerjaan di Indonesia tidak dibuka.

Atikoh lantas menjelaskan bahwa pasangan capres Ganjar dan Mahfud MD akan membuka 17 juta lapangan pekerjaan.

"Tetapi SDM kita juga harus siap agar nanti bisa berkompetisi dan bisa produktif," tutur Atikoh.

Selain itu, Atikoh juga menyebut jumlah TKI bisa ditekan dengan pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi.

Ia mencontohkan bagaimana ibu rumah tangga di Desa Winong, Kecamatan Tugu, Trenggalek membuat besek untuk kemasukan keluarganya.

Dengan cara itu, mereka mendapatkan pemasukan tanpa meninggalkan tugas-tugas domestik.

"Dengan seperti itu maka potensi ibu-ibu untuk menjadi TKI jadi bisa diturunkan.

Adapun kedatangan Atikoh di Trenggalek merupakan bagian dari rangkaian kegiatan safari politiknya di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Agenda dimulai dari Semarang, Jawa Tengah, lalu dilanjutkan ke Solo, Madiun, dan Ponorogo sebelum akhirnya masuk ke Trenggalek.

https://nasional.kompas.com/read/2023/12/19/15385421/atikoh-ganjar-soroti-pedihnya-perempuan-jadi-tki-tinggalkan-anak-singgung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke