JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga mengatakan, partainya mulai menggencarkan kampanye door to door atau dari pintu ke pintu untuk mendongkrak suara pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang mereka usung, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Strategi ini dilakukan menyusul merosotnya angka elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 3 itu.
“Memang tidak ada pilihan lain dari kami, selain memang melakukan kampanye yang disebut dengan door to door, menyampaikan langsung kepada masyarakat dan saat ini memang sudah dimulai,” kata Eriko dalam program Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (11/12/2023).
Eriko mengaku paham bahwa sikap dan dukungan Presiden Joko Widodo bakal berpengaruh terhadap elektabilitas capres-cawapres.
Katanya, jajaran elite partai banteng, termasuk Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, telah memperkirakan bahwa basis suara Jokowi pada Pemilu 2019 bukan beralih ke Ganjar-Mahfud, melainkan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
“Pada waktu dua hari yang lalu, dalam rapat koordinasi yang dipimpin langsung oleh ketua umum, itu sudah menduga hal ini,” ujar Eriko.
Eriko pun mengakui bahwa butuh upaya besar dan waktu yang tidak sebentar untuk mendongkrak elektabilitas Ganjar-Mahfud.
Oleh karenanya, seluruh calon legislatif (caleg) PDI-P dan relawan ditugaskan untuk memperkuat kampanye Ganjar-Mahfud dari rumah ke rumah.
Harapannya, dalam dua bulan ke depan, elektabilitas pasangan mantan Gubernur Jawa Tengah dengan Menko Polhukam itu menunjukkan peningkatan signifikan.
“Jadi setiap caleg bertanggung jawab terhadap daerah pemilihannya. Dan ini menggerakkan seluruh mesin partai bersama para relawan untuk langsung door to door untuk langsung kampanye rumah,” kata Eriko.
“Ada waktu yang tersisa kurang lebih 60 hari, ini masih ada cukup waktu,” tuturnya.
Survei terbaru Litbang Kompas yang digelar pada 29 November-4 Desember 2023, misalnya, menunjukkan tingkat keterpilihan Ganjar-Mahfud sebesar 15,3 persen.
Pasangan calon ini tak lebih unggul dari capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, yang angka elektoralnya melonjak menjadi 39,3 persen.
Elektoral Ganjar-Mahfud juga di bawah pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, yang mencapai 16,7 persen.
Menurut survei, melesatnya elektabilitas Prabowo dan turunnya suara untuk Ganjar tidak bisa dilepaskan dari perpindahan dukungan bekas pemilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Pada Agustus 2023, pemilih Jokowi pada Pipres 2019 masih dominan memilih Ganjar. Survei Agustus 2023 menunjukkan bahwa simpatisan Jokowi yang memilih Ganjar mencapai 48,1 persen, sementara yag memiih Prabowo sebesar 22,9 persen.
Namun, kini persentase tersebut berbalik. Simpatisan Jokowi yang memilih Prabowo menjadi 39,8 persen dan yang memilih Ganjar menjadi 27,4 persen.
Di sisi lain, Prabowo juga masih mendapat sokongan suara dari pemilihnya pada Pilpres 2019. Meskipun ada sepertiga dari pemilih Prabowo pada Pilpres 2019 memutuskan untuk memilih Anies.
Menteri Pertahanan (Menhan) tersebut juga mendapatkan aliran suara terbesar dari kelomok yang tidak menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2019.
https://nasional.kompas.com/read/2023/12/11/14173941/suara-jokowi-bukan-beralih-ke-ganjar-mahfud-pdi-p-perkuat-kampanye-door-to