Salin Artikel

PDI-P Tolak Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Said Beberkan 4 Alasannya

KOMPAS.com – Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Bidang Perekonomian Said Abdullah memaparkan empat alasan pihaknya menolak usulan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) Daerah Khusus Jakarta (DKJ) ditunjuk dan diangkat oleh presiden.

Untuk diketahui, peraturan tentang pemilihan kepala daerah tersebut tercantum dalam draft Rancangan Undang-undang (RUU) DKJ telah disepakati menjadi usul inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) dalam rapat paripurna ke-10 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Masa Persidangan II Tahun Sidang 2023-2024, Selasa (5/12/2023). 

“Pertama, kekhususan Jakarta tidak boleh menjadi dasar bahwa gubernur dan wagub Jakarta dipilih oleh presiden selaku kepala pemerintahan, sebab hal itu tidak ada hubungannya,” ujar Said dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (7/12/2023).

Formulasi kekhususan Jakarta, lanjut dia, seharusnya diartikan sebagai bagian dari daerah yang menyimpan sejarah perjuangan bangsa dan negara, sekaligus sebagai pusat kegiatan bisnis dan keuangan berskala nasional dan internasional.

Said mengungkapkan, alasan kedua adalah kewenangan kekhususan Jakarta yang dijabarkan dalam RUU DKJ, yang terbagi dalam kewenangan urusan pemerintahan dan kelembagaan, belum sepenuhnya mencerminkan kekhususan Jakarta.

“Meskipun RUU DKJ telah mengatur dengan rinci mengenai kewenangan kekhususan Jakarta, tetapi ada hal yang luput dimasukkan dalam peraturan tersebut, seperti kewenangan dalam tata kelola pemajuan sejarah bangsa di Jakarta,” jelas Said. 

Lebih lanjut, ia menjelaskan, alasan ketiga dari penolakan PDI-P atas ajuan pemilihan gubernur dan wagub DKJ itu karena tidak sejalan dengan prinsip-prinsip demokrasi.

“Usulan ini mencabut hak politik warga Jakarta. Terlebih lagi, sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan di daerah khusus, gubernur Jakarta akan memiliki kewenangan yang lebih besar daripada daerah otonom lainnya,” tutur Said.

Menurutnya, kewenangan yang signifikan harus selaras dengan asas demokrasi. Oleh karena itu, PDI-P berkomitmen untuk merawat dan memperkuat perkembangan demokrasi yang baik di Jakarta.

“Alasan keempat peran Jakarta sebagai ibu kota telah berakhir, dan agar berlaku adil dan sejalan dengan daerah otonom lainnya, maka bupati dan wali kota yang memerintah di kabupaten dan kota yang berada di wilayah Jakarta juga harus dipilih melalui pemilihan kepala daerah secara langsung,” imbuhnya.

Selain itu, lanjut Said, pemilihan DPRD kabupaten/kota juga harus dipilih secara langsung. Hal ini bertujuan agar Jakarta menjadi daerah otonom sepenuhnya, bukan lagi sebagai bagian dari wilayah administratif.

Gagasan yang mundur ke belakang

Dalam kesempatan tersebut, Said mengungkapkan bahwa gagasan mengenai pemilihan gubernur dan wagub DKJ yang ditunjuk oleh presiden layaknya seperti mundur ke belakang.

“Saat masih menjadi ibu kota negara, Jakarta sudah melaksanakan proses demokrasi dengan baik. Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta bahkan menjadi barometer demokrasi nasional karena partisipasi kritis warga Jakarta, meskipun Pilgub Jakarta pernah diwarnai oleh politisasi agama pada 2017,” jelasnya.

Namun secara umum, lanjut Said,  pelaksanaan Pilgub Jakarta adalah barometer politik nasional dan simbol demokrasi.

Ia mengungkapkan bahwa ada banyak tokoh nasional yang lahir dari kepemimpinan di Jakarta, seperti Joko Widodo (Jokowi), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Ali Sadikin, tokoh Petisi 50 pada era Orde Baru (orba).

“Praktik yang tumbuh dengan baik ini seharusnya tidak ditarik kembali seperti pada masa kegelapan atau masa otoritarian seperti era orba,” kata Said. 

https://nasional.kompas.com/read/2023/12/07/13292831/pdi-p-tolak-gubernur-jakarta-ditunjuk-presiden-said-beberkan-4-alasannya

Terkini Lainnya

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Nasional
Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Nasional
Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Nasional
Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Nasional
TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

Nasional
ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke